Informasi yang diperoleh ABC menunjukan ejekan rasis mungkin telah berkontribusi terhadap perkelahian fisik yang terjadi antara tim basket Australia dan Filipina pada pertandingan kualifikasi Piala Federasi Basket Dunia (FIBA) pada Senin (2/7/2018).
Seorang jurnalis foto terakreditasi yang meliput pertandingan antara tuan rumah, Filipina, dan tim basket Australia âBoomersâ mengatakan pada pertandingan Grandstand hari Sabtu (7/7/2018) dia mendengar pelecehan bernada rasis meskipun tidak bisa mengatakan pemain mana yang bertanggung jawab.
BACA JUGA: Evakuasi Ke-12 Remaja Di Gua Thailand Resmi Dilakukan
"Saya kira saya harus mengatakan ketika para Boomer memimpin 30 poin, bisa saya katakan banyak yang mengejek, banyak yang bicara, ada banyak kata yang diucapkan."
Winston Baltasar adalah fotografer olahraga terkenal di Filipina dan merupakan spesialis bola basket yang disegani.
BACA JUGA: Peretas China Susupi Universitas Bergengsi Australia
Dia mengatakan dia tidak yakin siapa yang membuat komentar rasis itu tetapi dia yakin dengan apa yang dia dengar.
"Kami mendengar kata 'monyet' dilontarkan," katanya.
BACA JUGA: Kepala Hewan Possum Ini Terperangkap Dalam Toples Selai Cokelat
Ketika ditanya apakah pemain Australia menggunakan ejekan itu, dia berkata, "ya".
Dia diminta menegaskan pernyataannya lebih jauh.
"Apakah anda mengetahuinya dengan pasti?"
"Iya."
"Apakah kamu mendengarnya sendiri?"
"Aku tidak bisa mendengar dengan tepat siapa yang mengatakannya, tapi aku mendengarnya, dan seperti yang kukatakan ketika para Boomer memimpin 30 poin saya kira tidak seharusnya kata-kata seperti itu dilontarkan."'Dia tampak sangat terluka'
Sebelum keributan terjadi, pemain Filipina Roger Ray Pogoy mendapat hukuman karena mendorong Goulding, yang jatuh terjerembab di lapangan.
Rekannya sesama pemain Boomer, Daniel Kickert, berlari dan menyikut Pogoy di bagian kepala.
Goulding kemudian mendapati dirinya meringkuk dikerumuni pemain lawan dan yang lainmya dalam apa yang dia tuduhkan ada sekitar "10 hingga 15 orang ... di atas saya memegang kursi".
Baltasar memotret insiden itu dari jarak kurang dari satu meter.
"Saya tidak melihat 15 orang, itu adalah huru-hara, saya melihat Goulding di lantai, saya melihat seorang pemain di atasnya, saya melihat beberapa orang mencoba memukul atau menendangnya," katanya. Photo: Chris Goulding mendapati dirinya dikerumuni para pemain lawan dan yang lainnya. (Facebook)
"Saya tidak tahu seberapa kuat tendangan dan pukulan itu tapi saya melihat dia berjalan-jalan sesudahnya dan dia sepertinya tidak terlalu terluka.
"Meski demikian [Nathan] Sobey, memang dilemparkan kursi, wajahnya memar dan dia tampak sangat terluka."
Salah satu pemain yang berdiri di atas Goulding adalah pemain dari tim rookie Filipina, Troy Rike.
"Dia tidak turun bermain tetapi dia berlari menghampiri perkelahian ketika Goulding meringkuk di lapangan dan saya ada di sana, jarak saya kurang dari tiga kaki darinya dan saya mengambil foto dirinya berada di atas Goulding," kata Baltasar.
"Awalnya saya pikir dia mungkin mencoba menendang tapi tidak, dia justru berdiri mengangkangi Goulding dan berusaha melindunginya dengan merentangkan tangannya... orang itu sangat heroik."
Sementara Goulding mengatakan dalam sebuah wawancara di radio minggu ini bahwa para pejabat Australia mungkin perlu mempertimbangkan kembali rencana-rencana seputar kualifikasi melalui kawasan Asia, Rike dihadiahi cek $ 5.000 atas sikap sportivitasnya dalam melindungi pemain lawan.
Rike mengatakan dia akan membagi uang itu dan menyumbangkannya kepada dua badan amal - satu di negara asalnya, satu di Australia.Tim Filipina dan Australia berdamai
Sementara itu, asosiasi bola basket nasional Australia (PBA) maupun Filipina (BA) telah mengeluarkan permintaan maaf bersama yang menyarankan "tindakan yang ditampilkan tidak memiliki tempat di lapangan basket" dan telah menerima tanggung jawab dengan berjanji akan melakukan segala daya untuk mencegah hal ini terjadi lagi".
Baltasar mengatakan, permintaan maaf itu akan sangat membantu dalam memulai proses penyembuhan.
"Semua pemain di tim Filipina telah mengucapkan permintaan maaf di akun Instagram mereka, saya percaya tim basket Australia juga telah melakukan hal serupa, jadi kami sedang dalam proses menuju penyembuhan," katanya.
"Kita semua ingin ini berlalu dan selesai sehingga kita bisa memainkan permainan bola basket yang indah, atau kita bisa menontonnya, tanpa semua kenangan buruk ini." Photo: Pejabat dari federasi bola basket kedua negara berjanji akan melakukan segala daya yang mereka punya untuk mencegah terjadinya perkelahian di masa mendatang. (AP: Bullit Marquez)
Mantan wasit basket, Phil Wishart, mengatakan kepada penyelenggaran pertandingan bahwa wasit juga harus berbagi sebagian tanggung jawab atas apa yang terjadi.
"Sebagai wasit di pertandingan, terutama di tingkat internasional, Anda ada di sana untuk melindungi kesucian permainan dan Anda harus memiliki perasaan yang baik untuk permainan itu," katanya.
"Wasit mungkin tidak mempertahankan kendali itu.
"Begitu keributan itu terjadi tidak ada yang bisa mereka lakukan - ada terlalu banyak yang terlibat, saya pikir petugas keamanan sudah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam berusaha dan meredakan situasi itu karena wasit pada tahap itu tidak punya kesempatan untuk membawanya kembali ke pengadilan."
Wishart mengatakan seruan untuk Piala Dunia Federasi Bola Basket Dunia 2023 Â akan berlangsung tanpa para pemain dari Filipina, namun langkah itu dinilai sejumlah kalangan terlalu berlebihan.
FIBA direncanakan akan menyerahkan temuannya pada pertengahan minggu ini.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bisakah Spesies Purba Kembali Dihidupkan?