JAKARTA - Mabes Polri turun langsung ke lokasi demonstrasi yang berujung rusuh Sabtu laluTim yang dipimpin langsung oleh Kabareskrim Komjen Sutarman itu melakukan pengusutan lengkap
BACA JUGA: Akhir Pekan untuk Keluarga dan Tuhan
Selain unsur Bareskrim, ada juga dari Inspektorat Pengawasan Umum, Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) dan unsur Profesi dan Pengamanan (Propam)"Tim terpadu akan bekerjasama dengan Polda NTB untuk mengurai akar masalah sampai tindakan pembubaran terpaksa dilakukan," ujar Kadivhumas Polri Irjen Saud Usman Nasution di Jakarta, Minggu (25/12)
BACA JUGA: Tiga Hari di RS, Nunun Dikembalikan ke Rutan
Hingga tadi malam pukul 22.15, para pejabat tinggi Mabes Polri masih melakukan rapat tertutup untuk evaluasi dan merumuskan langkah berikutnya
BACA JUGA: Lan Fang, Sastrawan Produktif Itu Berpulang
Saud memaparkan, sudah 47 orang yang dijadikan tersangkaMereka sekarang diperiksa di Polres Bima"Mereka ini terdiri dari yang berdemo dan juga yang melakukan perusakan kantor-kantor pemerintah," kata mantan Kadensus 88 Polri ini
Polisi menolak dianggap menyalahi prosedur dalam membubarkan demo di Sape"Kita memakai protap kapolri, peluru yang digunakan juga bukan peluru tajam," ujarnyaProtap yang dimaksud Saud adalah Protap nomer I/X/ 2010 tentang penanggulangan aksi anarkis
Langkah proaktif untuk bernegosiasi juga sudah dilakukanNamun hingga empat hari, demonstran menolak membuka blokade pelabuhan"Kami sangat menyesalkan jatuhnya korban jiwa," katanya
Tim Propam akan melakukan pemeriksaan jika nantinya terbukti ada anggota yang menyalahi prosedur dalam menangani unjuk rasaNamun, masih menunggu hasil otopsi pasti soal sebab utama kematian"Kalau benar ada salah prosedur pasti kita tindakKapolri menjamin itu, tidak ada anggota yang kebal hukum," katanya
Saud menyesalkan simpang siur informasi tentang korban tewasDia mengakui banyak rumor yang menyebut korban lebih dari dua"Silahkan pihak-pihak yang menyebut itu memberikan buktiJangan asal menyebut karena ini masalah yang sangat serius," sindirnya
Secara terpisah, salah satu anggota tim yang kemarin sudah berada di Sape menjelaskan, sebuah tim kecil Bareskrim sekarang sedang mencari siapa sebenarnya penggerak aksi massa sampai harus memblokade pelabuhan"Kami yakin ada pihak ketiga yang memprovokasi warga," kata perwira muda ini
Skenario bentrok juga diduga sudah disiapkan oleh provokator ini"Misalnya, warga dipersenjatai dengan bom Molotov, parang, sabit, dan sengaja melawan," katanya
Sayangnya, petugas Brimob di lokasi terpancingAkibatnya, bentrok tak terhindarkan"Kita menyelidiki apakah ada unsur kesengajaan untuk memancing perhatian internasional," katanya
Dari penuturan petugas di lapangan yang sudah dimintai keterangan, Bareskrim mendapat info awal dari mana sebenarnya pihak ketiga ini"Saya belum bisa sebut nama atau kelompoknya, yang pasti dari luar Bima," kata sumber ini
Di bagian lain, kasus bentrokan polisi lawan masyarakat sipil di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) sempat mencuatkan kabar meninggalnya seorang aktifis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bernama Immawan AsharySejumlah kader IMM di Jakarta Sabtu malam lalu, bahkan menggelar malam renungan di depan Mabes Polri untuk mengenang kepergian Immawan.
Kabar tewasnya Immawan yang ikut aksi di pelabuhan itu akhirnya di klarifikasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMMKetua Umum DPP IMM Ton Abdillah di kantor DPP Muhammadiyah di Jakarta kemarin (25/12) menandaskan, tidak ada kader IMM yang tewas dalam bentrokan ituKabar ini dia dapat setelah DPP IMM berkoordinasi dengan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) IMM Bima"Kabar meninggalnya Immawan itu tidak benar," tandasnya.
"Dari koordinasi kita, Immawan hanya mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya," tuturnya. Abdillah mengatakan, perkembangan terakhir posisi Immawan sedang berada di Mapolresta BimaSelama di Mapolresta, Immawan sudah mendapatkan pendampingan dari rekan-rekannya dari DPC Bima.
Pihak DPP IMM berharap, kejadian ini tidak berujung pada upaya kriminalisasiSeperti diberitakan sebelumnya, aksi pemblokiran di pelabuhan ini diikuti sejumlah aktivis mahasiswaDiantaranya dari IMM, Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), dan LMDN (Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi).
Meskipun akhirnya tidak ada korban jiwa di pihak IMM, mereka tetap mengecam kebrutalan polisi dalam menangani pengunjuk rasa di pelabuhan SapeAbdillah berarap, Presiden SBY melalui Kapolri Timur Pradopo harus segera mengusut akar persoalan bentrokan iniDia tidak ingin reputasi polisi di mata masyarakat terus melorot gara-gara sering berulah brutalSebelumnya, polisi diduga terlibat dalam penanganan konflik perkebunan sawit yang melibatkan perusahaan dengan masyarakat setempat(rdl/wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Mongol Rp 5 Juta Per 8 Menit
Redaktur : Tim Redaksi