Tim Sukses Wajib Sportif

Prosentase Kelulusan Belum Bisa Ditentukan

Selasa, 12 April 2011 – 07:12 WIB

JAKARTA - Detik-detik pelaksanaan Ujian Nasional (Unas) 2011 tingkat SMA dan sederajat semakin dekatDiprediksi, sekolah sudah mulai membentuk dan menjalankan tim sukses

BACA JUGA: Syarat Penyaluran BOS Makin Longgar

Tim yang beranggotakan guru tersebut, bertugas untuk mensukseskan unas
Pemerintah berharap, tim sukses bekerja sportif.

Koordinator Education Forum Suparman menjelaskan, posisi tim sukses tersebut seperti dua sisi mata uang

BACA JUGA: Ragukan Kejujuran Pelaksanaan Unas

"Ada sisi negatif dan positifnya," tandas dia di Jakarta kemarin (11/4)
Suparman mengatakan, tim sukses bentukan sekolah tersebut bisa berfungsi positif jika benar-benar menjalankan tugasnya dengan betul

BACA JUGA: Kepsek Terbukti Curang, Mendiknas Ancam Copot Jabatan

Yaitu, memompa spirit belajar siswa untuk meningkatkan kemampuan mengerjakan soan unas

Idelanya, sebelum hari H unas tingkat SMA Senin depan (18/4), tim ini fokus meningkatkan motivasi belajar siswaSelanjutnya, selama unas berjalan, tim ini benar-benar keluar dari pelaksanaan unasSebaliknya, tim sukses tersebut juga berpotensi menimbulkan efek negatifDia menyatakan, enggan menyebut tim sukses tersebut rentan melakukan kecurangan"Sebaiknya diistilahkan rentan menyiasati pengerjaan unas," kata dia

Upaya penyiasatan tersebut diantaranya, tim sukses bentukan kepala sekolah tersebut ramai-ramai mengerjakan naskah unasSetelah berhasil menemukan jawabannya, lantas disalurkan ke siswaSuparman berharap, Kemendiknas menjatuhkan sanksi yang berat untuk tim sukses yang tertangkap basah membantu siswa mengerjakan soal unas.

Sekilas, dua fungsi tim sukses yang saling bertolak belakang itu samaYaitu sama-sama berfungsi untuk menyukseskan unas"Tapi tim sukses harus sportif," jelas Suparman

Sistem baru yang diterapkan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dengan membuat lima jenis soal dalam satu kelas, belum berarti menghilangkan praktek nakal tim sukses ituYang pasti, tandas Suparman, pihak sekolah masih tetap memiliki spirit untuk meluluskan seluruh anak didiknyaApapun caranya.

Di bagian lain, Koordinator Pengawas Unas Provinsi DIY Rochmat Wahab menjelaskan, sekolah tidak dilarang untuk membuat tim sukses"Semua orang, termasuk pihak sekolah tentu ingin sukses," kata diaYang tidak boleh, sebut Rochmat, adalah upaya menghalalkan segala cara untuk mensukseskan kelulusan siswanya.

Modus curang tim sukses yang pernah ditemukan Rochmat adalah, kepala sekolah mengambil sejumlah naskah soal untuk dikerjakan oleh anggota tim suksesModus lainnya adalah, tim ini bertugas membuat pengawas tingkat sekolah tidak kosentrasiPerhatian para pengawas dialihkan diantaranya dengan mengajak makan-makan, atau ngobrol macam-macam.

Pria yang sekaligus menjabat sebagai rektor Universitas Negeri Yogyakarta itu mengatakan, prosedur penentuan kelulusan siswa saat ini tidak menjamin siswa akan mudah lulusSeperti diketahui, prosedur penentuan kelulusan saat ini adalah 60 persen dari nilai unas, dan 40 persen dari nilai ujian sekolah.

Rochmat menjelaskan, sistem baru penentuan kelulusan tersebut menjadi tolak ukur kejujuran kepala sekolahDia menjelaskan, kepala sekolah tidak boleh meremehkan unas"Bisa jadi mereka berpikir nilai ujian sekolah bisa mengatrol nilai unas," tandasnyaDia menyebut, jika itu dilakukan kepala sekolah dan nyatanya siswa tidak lulus bisa dimasukkan dalam kebohongan publik.

Rektor yang habis masa jabatannya pada 2013 itu menjelaskan, sistem baru penentuan kelulusan ini memang bisa membuka peluang permainan di tingkat kepala sekolahCaranya, kepala sekolah memanipulasi total hasil ujian sekolah siswa selama belajar

Untuk kasus ini, dia berharap peran serta lebih dari orang tuaRochmat menyebutkan, orang tua bisa komplain kepada sekolah jika mendadak anaknya mendapatkan nilai rapor bagus"Orangtua harus proaktifKemampuan anaknya pas-pasan tapi rapornya bagus itu kan mencurigakan," kata dia

Tapi yang terjadi selama ini, peran serta orangtua dalam pendidikan akanya masih rendahTerbukti, masih banyak orang tua yang lari kesana-kemarin untuk mencari secarik kunci jawaban unas"Kesuksesan siswa tidak berhenti pada kelulusan di tingkat unas," pungkas Rochmat.

Potensi kecurangan yang dilakukan oleh tim sukses tersebut, menambah panjang celah kecurangan pelaksanaan unasSebelumnya, Kemendiknas melansir celah kecurangan muncul dari ulah oknum oknum bimbingan belajar yang melobi percetakan untuk mendapatkan lembar soal unas
 
Baik Suparman dan Rochmat kompak belum bisa memprediksi tingkat kelulusan siswaSuparman menjelaskan, penggunaan nilai ujian sekolah belum tentu bisa mendongkrak nilai unasAlasannya, selama belajar siswa yang akan menjalani Unas 2011 ini tidak tahu jika nilai rapornya akan menjadi penentu kelulusan.

Komentar serupa juga disampaikan Mendiknas Mohammad NuhHingga kemarin dia belum berani mengeluarkan pernyataan resmi tentang target prosentase kelulusan siswaMantan rektor ITS itu beralasan, unas tahun ini menggunakan sistem baruIndikatornya tidak bisa disetarakan dengan unas tahun lalu.

Sementara itu, kebijakan pengucuran bantuan duit bagi kabupaten atau kota dengan prosentase kelulusan terendah tetap diterapkanTahun lalu, Kemendiknas mengucurkan anggaran Rp 100 miliar untuk pendampingan peningkatan kualitas pendidikan 100 daerah terendah prosentase kelulusan unas"Tahun ini juga akan kami lakukan," tandas Nuh

Namun, berapa kabupaten dan kota yang akan mendapatkan kucuran anggaran itu, dia masih enggan membeberkannyaMantan Menkominfo itu menjelaskan, yang terpenting adalah motivasi pendampingan untuk menggenjot kualitas pendidikan bisa tercapai(wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Curang, Nilai Unas Dihapus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler