jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah kader partai pendukung calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat diduga terlibat perkara dugaan korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.
Namun, Wibi Andrino selaku wakil ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot mengatakan, perkara dugaan korupsi proyek e-KTP tidak akan mengganggu Ahok dalam menjalani Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 putaran kedua.
BACA JUGA: KPK Bidik Korporasi di Kasus E-KTP
"Saya rasa tidak, saya yakin Pak Ahok enggak ada masalah di situ (proyek e-KTP). Mungkin ada kader yang kena, itu urusan lain," kata Wibi saat dihubungi, Jumat (10/3).
Sekretaris DPW Nasdem DKI Jakarta itu mengatakan, Ahok sudah menolak proyek e-KTP ketika masih menjadi anggota Komisi II DPR. Karena itu, dia yakin, Ahok tidak terlibat proyek itu.
BACA JUGA: Mbak Eva Ngebet agar Pak SBY Dukung Ahok-Djarot Saja
"Pak Ahok kami yakin bersih. Dari zaman dulu aja Pak Basuki Tjahaja Purnama udah menolak yang seperti itu," ucap Wibi.
Pasangan Ahok-Djarot didukung oleh PDI Perjuangan, Golkar, Hanura, dan Nasdem pada penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta 2017. Sebanyak empat kader PDIP disebut menerima uang dugaan korupsi proyek e-KTP, yakni Olly Dondokambey, Ganjar Pranowo, Yasonna Laoly, dan Arief Wibowo.
BACA JUGA: Disebut Terima Uang Korupsi, Marzuki Ali Lapor Polisi
Kader Golkar juga disebut menerima uang dugaan korupsi proyek e-KTP, yakni, Setya Novanto, Chairuman Harahap, Agun Gunanjar, dan Markus Nari. Sementara, kader Hanura yang diduga menerima uang proyek e-KTP adalah Miryam S. Haryani. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disebut Terima Suap, Marzuki Ali Sambangi Bareskrim
Redaktur & Reporter : Gilang Sonar