JAKARTA - Polisi bersikukuh bahwa penembakan mahasiswa yang berunjuk rasa di Jalan Diponegoro dalam peringatan setahun presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono sudah dilakukan dengan prosedur yang benarBahkan, kapolri terpilih Komjen Pol Timur Pradopo terkesan membela apa yang telah dilakukan bawahannya itu
BACA JUGA: Dewan Pers Panggil Menkum HAM
Mantan Kapolda Metro Jaya yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Mabes Polri itu mengatakan penanganan unjuk rasa 20 Oktober yang dilakukan pihaknya kemarin sudah sesuai dengan prosedur yang ada
Prosedur yang dimaksud Timur bukanlah Peraturan Kapolri 1 /2009 tentang Pengunaan Kekuatan Tindakan Kepolisian serta Protap Kapolri 1/X/2010 tentang Penangulangan Anarki yang selama ini banyak memicu protes dan keberatan bagi beberapa kalangan
BACA JUGA: Belasan Calhaj Alami Gangguan Jiwa
Namun yang digunakan adalah Peraturan Kapolri No 16 tahun 2006 tentang penanganan unjuk rasa yang selama ini biasa digunakan yang mengedepankan pendekatan persuasif dan negosiasi"Semua satuan di wilayah sudah melakukannya dengan hati-hati," ucap Timur singkat dalam sambutan saat memimpin upacara penyambutan pasukan Formed Police Unit (FPU) Indonesia II di lapangan Jalan Trunojoyo, Kamis (21/10)
Meski begitu, Polri tidak mau lepas tangan begitu saja terkait penembakan tersebut
BACA JUGA: Belasan Calhaj Alami Gangguan Jiwa
Siang kemarin, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Sutarman dan Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Hamidin menjenguk Farel Restu, mahasiswa Universitas Bung Karno yang kaki kanannya tertembus timah panas saat berunjuk rasa di Jalan Dipoegoro Rabu (20/10) laluSelain dua pejabat kepolisian Jakarta itu, Rachmawati Soekarnoputri juga membesuk Farel yang hingga kemarin masih dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta
Sesaat setelah menjenguk Farel, kepada wartawan Sutarman menjelaskan bahwa sedikitnya enam polisi anggota Polsek Johar Baru dimintai keterangan terkait dengan penembakan FarelPemeriksaan tersebut dilakukan oleh Propam Polda Metro JayaSelain itu, Sutarman juga menjelaskan bahwa kedatangannya adalah untuk memeriksa luka korban
Perwira tinggi berbintang dua ini mengaku sangat menyayangkan terjadinya insiden penembakan dalam penanganan unjuk rasa ituNamun, meski begitu Sutarman mengatakan bahwa polsek sudah melakukan tugasnya dengan baik. "Itu mungkin senjata yang melekat pada perseoranganBisa jadi dia mengeluarkan tembakan untuk mengusir massa karena ada temannya yang dipukuli massa," ucapnya
Untuk itu, pihaknya juga akan menggali keterangan saksi-saksi dari mahasiswa. Sutarman juga mengatakan, nantinya akan ada sanki kode etik bagi anggotanya yang terbukti melakukan tembakan hingga melukai kaki Farel
Terpisah, Kadivhumas Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar siang kemarin menjelaskan hasil visum et repertum pada luka Farel disebabkan oleh luka tembak pistol jenis revolver dengan menggunakan peluru tajam
Namun menurutnya, tembakan tersebut bukan karena tembakan yang diarahkan langsung, tapi merupakan efek pantulan (ricochet)Bisa jadi itu adalah tembakan peringatan yang dilakukan pihaknya saat unjuk rasa sudah mengarah pada tindakan anarkis"Mungkin itu untuk membubarkan massa yang anarki," ucapnya
Boy menduga, peluru tersebut nyelonong ke betis FarelNah, kemarin, dia menerangkan anggota-anggota Polsek Johar Baru yang terkait dengan insiden itu sedang diperiksa di Polda Metro Jaya
Menurutnya, materi pemeriksaan diantaranya pengecekan senjata api dari masing-masing anggota yang saat itu bertugas di lapanganTermasuk mengetahui apakah anggota yang bertugas di lapangan sudah bersikap proporsional dan profesional dalam menangani aksi unjuk rasa tersebut.
"Yang jelas sebelum kejadian insiden itu (penembakan), memang ada penyerangan terhadap petugas dengan bambu dan batuPenyerangan ke petugas itu dimulai saat mereka (pengunjuk rasa) membakari ban untuk menutup jalan," tutur perwira dengan tiga melati di pundak itu.
Menurut informasi yang diterima pihaknya, sebenarnya petugas sudah berusaha bernegosiasi agar mahasiswa bersedia membuka jalan, tapi malah diserang dengan melempari batu dan bambu kearah petugasBahkan, salah seorang petugas bernama AKP Suraji sempat terluka karena terpukul mahasiswa yang mulai bertindak brutalSaat itulah petugas kami mulai melepaskan tembakan peringatan menggunakan revolver laras pendek.
Kepada wartawan, Boy juga tegas-tegas membantah kalau pihaknya menerapkan Protap Penanganan Unjuk Rasa No.01/X/2010 yang memberlakukan tembak di tempat bagi pelaku anarkis"Yang diterapkan kemarin itu Peraturan Kapolri No 16 tahun 2006 tentang penanganan unjuk rasa yang selama ini biasa digunakan yang mengedepankan pendekatan persuasif dan negosiasi," tegasnya.
Senada dengan Boy, pakar forensik Universitas Indonesia Dr Munim Idris mengatakan kalau peluru yang bersarang di tulang kering sebelah kiri Farel berasal dari pistol jenis revolverNamun ia mengatakan kalau peluru yang bersarang di betis kiri Farel memang akibat peluru yang memantul dan bukannya karena tembakan yang mengarah langsung ke arah kaki korban tapi luka tembak tidak langsung
"Peluru ricochet (peluru pantulan) itu diketahui dari arah masuknya ke sasaran di kaki korban, yaitu dari bawah betis kakiKalau peluru yang diarahkan langsung pasti datang dan masuknya dari atas sasaran (betis kaki)," terang Munim
Dikatakan Munim pula, pihaknya sudah membedah dan mengeluarkan benda logam (proyektil) yang bersarang di tulang kering kiri korbanNamun ia menolak jenis kaliber peluru yang ditembakkan.
Sementara itu, setelah menjalani operasi pembedahan untuk mengangkat proyektil peluru, kondisi kesehatannya mulai berangsur membaikHal ini seperti yang disampaikan dr SyaifulIa juga mengatakan kalau kondisi korban saat ini sudah normal dan tidak mendapat luka permanenKamis (21/10) siang Farel pun dibesuk Rahmawati Sukarnoputri selalu ketua Yayasan Pendidikan Sukarno yang juga Rektor UBK, juga dibesuk Kapolda Metro Jaya Irjend Pol Sutarman maupun Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Hamidin(kuh/ind/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oentarto Terus Dorong Penahanan Hari Sabarno
Redaktur : Tim Redaksi