jpnn.com - BANDA ACEH – Detik-detik menjelang akhir voting time, 7-24 November 2016 makin mirip perang Bharatayudha. Sekitar 50 ribu voters yang sudah "mencoblos" 12 nominator asal Indonesia sedang menunggu dan berharap-harap cemas.
Mereka berharap bangsa ini bersatu, kompak, solid untuk tujuan mulia, memenangkan peperangan. Demi Merah Putih, demi bangsa besar, demi halal tourism, demi #WonderfulIndonesia.
BACA JUGA: Kubu Djan Faridz Menang di PTUN, Romy Santai Aja Tuh
Perasaan galau juga terpancar dari wajah Arief Yahya, yang menggawangi Kementerian Pariwisata RI. Meskipun semakin banyak pihak yang memberi dukungan secara lisan maupun tertulis.
"Kita harus konkret, kita dibatasi deadlie, kita harus berlari lebih cepat, bekerja lebih produktif. Dan nge-vote sebanyak-banyaknya," kata dia.
BACA JUGA: Tak Perlu Bawa-Bawa Map, Kenaikan Pangkat dan Pensiun Sudah Online
Ketua tim Percepatan Wisata Halal, Kemenpar, Riyanto Sofyan kembali mengingatkan kepada para voters agar memastikan saat nge-vote, jangan sampai ada yang tidak lengkap, ke-12 nominator.
Ini juga untuk menghindari jebakan, seolah-olah saat di summit sudah masuk dan ada notifikasi, tetapi ternyata di disqualifikasi, karena tidak lengkap data registrasinya.
BACA JUGA: Ahok Ajukan 7 Saksi Fakta dan 14 Ahli
"Idealnya, kalau sudah summit dan notifikasi, sudah sah! Dan kalau tidak lengkap sistem yang otomatis menolak sebelum summit?" kata Riyanto.
Bagi yang hendak nge-vote, perhatikan: Pertama, isi lengkap, baik registrasi Identitasnya, maupun semua jawabannya, pastikan benar dan lengkap. Kedua, satu email satu suara, satu device atau satu alat, seperti handphone, IPad, atau PC (personal computer). Kalau pakai wifi, pastikan di wifi yang berbeda, jangan di wifi yang sama.
Ketiga, yang sudah nge-vote di ronde pertama, 24 Oktober sampai 7 November 2016, boleh voting lagi di round kedua 7-24 November 2016. Ini penting termasuk untuk memperbaiki yang di round pertama belum ngevote 12 nominator lengkap. Klik voteindonesia.com. #MenangkanIndonesia.
Yang sangat getol salah satunya Aceh, yang sedang berjuang untuk menyandang predikat World’s Best Halal Cultural Destination 2016. Aceh sangat lekat dengan budaya halal, karena sejarahnya memang dipengaruhi kuat oleh budaya halal.
"Itu salah satu yang membuat rakyat Aceh banyak menelorkan karya seni yang luar biasa dan monumental,” terang Kepala Dinas Pariwisata Nanggroe Aceh Darussalam, Reza Pahlevi, Senin (21/11).
Salah satu karya budaya fenomenal adalah Tari Saman Gayo. Tari yang serempak, cepat dan atraktif itu sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda milik dunia, Keindahan geraknya tak perlu diragukan lagi. Dunia sudah mengakui tarian ini sebagai salah satu tarian terindah dan tersulit untuk dilakukan. Koordinasi gerak antara para penari sangatlah tinggi.
Semua harus dilakukan dengan dinamis, harmonis, dan beriringan di antara belasan penarinya. Satu saja gerakan salah, maka rusak pula keindahan yang terurai bagaikan barisan kartu domino yang berjatuhan.
Tak hanya Saman Gayo yang dikenal luas. Rincong (Aceh Besar), Didong (Aceh Tengah), Karawang Gayo (Aceh Tengah), Kupiah Riman (Pidie), Seudati (Pidie), Rumoh Aceh (Aceh Besar), Pinto Aceh (Banda Aceh), Rabbani Wahed (Bireuen), Bines (Gayo Lues), Dumpeng (Aceh Singkil) dan Rapa-i Geleng (Aceh Barat Daya) juga tak kalah ngetopnya.
Belasan seni budaya Aceh tadi sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
“Ini adalah pengakuan nasional untuk menjaga dan melestarikan budaya-budaya lokal di seluruh nusantara. Jadi tidak ada lagi orang yang bisa mengklaim sebagai budaya mereka,” kata Reza didampingi Sulaiman Ramdhani yang terus menggiring warga Aceh untuk voteindonesia.com.
Dalam seni sastra, provinsi ini memiliki 80 cerita rakyat yang terdapat dalam Bahasa Aceh, Bahasa Gayo, Aneuk Jame, Tamiang dan Semelue. Bentuk sastra lainnya adalah puisi yang dikenal dengan hikayat, dengan salah satu hikayat yang terkenal adalah Perang Sabi (Perang Sabil).
Dan yang perlu dicatat, beragam orisinalitas, keunikan, filosofi yang universal, serta daya tular yang luas kepada masyarakat tadi semuanya bernafaskan Islam.
Karena budaya Nanggroe Aceh Darussalam berlandaskan Islam, maka halal pun menjadi keniscayaan.
Di sana hidup adat istiadat Melayu yang mengatur segala kegiatan dan tingkah laku warga masyarakat bersendikan hukum syariat Islam. Masyarakat Aceh dijamin sangat concern pada norma dan nilai, sangat taat pada tata dan etika, Dan ini semua tercermin dalam setiap aktivitas masyarakatnya.
“Bandara Ramah Wisatawan Muslim Terbaik, Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik, dan Daya Tarik Wisata Terbaik se-Indonesia ada di Aceh. Masa yang punya daya tarik kuat seperti itu kalah dengan Malaysia, Azerbaijan, Palestina dan Saudi Arabia?,” ungkap Reza.
Di Kompetisi Anugerah Pariwisata Halal Terbaik 2016, Aceh telah membuktikan kemampuannya untuk mengibarkan prestasi tertinggi nasional. Cerminannya bisa dilihat dari kategori Airport Ramah Wisatawan Muslim Terbaik yang dimenangkan Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh.
Setelah itu, ada Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik yang dimenangkan Aceh. Satu lainnya, Daya Tarik Wisata Terbaik direbut Masjid Baiturrahman, Banda Aceh.
“Kami butuh dukungan semua lini untuk memenangkan kompetisi halal dunia. Tak hanya Aceh, belasan wakil Indonesia lainnya juga butuh vote dari seluruh masyarakat Indonesia,” ucap Reza.
Nah, bagi yang belum vote, masih ada waktu hingga 24 November 2016 untuk memberikan suara kepada seluruh wakil-wakil Indonesia yang berlaga di World Halal Tourism Award 2016.
Caranya? Dijamin mudah dan nggak bikin ribet. Cukup klik voteindonesia.com. Anda sudah masuk ke halaman pemungutan suara itu. Setelah mengisi registrasi alamat email, maka bersiaplah menyumbangkan suara Anda di 12 kategori.
Inilah wakil Indonesia yang berkompetisi di World Halal Tourism Award 2016:
1. World’s Best Airline for Halal Travellers - Garuda Indonesia.
2. World’s Best Airport for Halal Travellers - Sultan Iskandar Muda International Airport, Aceh Indonesia.
3. World’s Best Family Friendly Hotel - The Rhadana Hotel, Kuta, Bali, Indonesia.
4. World’s Most Luxurious Family Friendly Hotel - Trans Luxury Hotel Bandung Indonesia.
5. World’s Best Halal Beach Resort - Novotel Lombok Resort & Villas, Lombok, West Nusa Tenggara Indonesia.
6. World’s Best Halal Tour Operator - Ero Tour, West Sumatera Indonesia.
7. World’s Best Halal Tourism Website - www.wonderfullomboksumbawa.com, Indonesia.
8. World’s Best Halal Honeymoon Destination - Sembalun Village Region, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
9. World’s Best Hajj & Umrah Operator - ESQ Tours & Travel, Jakarta, Indonesia.
10. World’s Best Halal Destination - West Sumatera, Indonesia
11. World’s Best Halal Culinary Destination - West Sumatera, Indonesia
12. World’s Best Halal Cultural Destination - Aceh Indonesia. (adv)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Dicecar 27 Pertanyaan
Redaktur : Tim Redaksi