Australia tertinggal dari negara-negara maju lainnya dalam menanggulangi masalah kematian bayi saat lahir. Padahal, menurut sebuah studi, lebih dari 98% kasus kematian bayi saat lahir terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah-menengah.

 

BACA JUGA: Cerita di Balik Kesuksesan Bintang Instagram Asal Australia

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal ‘The Lancet’ menunjukkan, para perempuan di negara-negara berpenghasilan rendah dua kali lebih mungkin untuk menghadapi kematian bayi saat lahir ketimbang mereka di negara-negara ekonomi maju. 

Diperkirakan, ada 2,6 juta kasus kematian bayi saat lahir yang terjadi sepanjang tahun 2015.

BACA JUGA: Polisi Tembak Mati Seorang Pria Tak Dikenal di Sydney

Salah satu penulis studi tersebut, Professor Vicki Flenady dari Institut Penelitian Mater di Universitas Queensland, mengatakan, ada sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap resiko yang lebih tinggi atas kematian bayi saat lahir.

"Faktor terbesar adalah kurangnya akses ke perawatan obstetrik darurat bagi perempuan yang menjalani proses persalinan, jadi ketika sesuatu berjalan tak semestinya, bisa melahirkan bayi itu dengan operasi Caesar secara cepat," jelasnya.

BACA JUGA: Pasien RS di Pedalaman Australia Digigit Ferret

Ia menambahkan, "Faktor-faktor lain termasuk kondisi pasca kehamilan, berusia lebih lama dari 42 minggu, tekanan darah tinggi saat kehamilan, kelebihan berat badan dan obesitas serta infeksi ibu."

Tingkat kematian bayi di Australia cukup buruk

Negara-negara dengan tingkat kematian bayi saat lahir-tertinggi berada di sub-Sahara Afrika.

Tetapi para peneliti menemukan bahwa tingkat kematian bayi saat lahir di Australia secara signifikan lebih tinggi ketimbang negara-negara maju lainnya.

"Menurut data tingkat kematian bayi saat lahir, kami ada di peringkat 16 di antara negara-negara maju - kami tak memiliki performa baik seperti yang diharapkan," kata Profesor Vicki.

"Ini dua kali lipat jumlahnya dari negara berpeforma terbaik di bidang ini,” imbuhnya.

Profesor Vicki mengatakan, ada sejumlah cara bagi Australia untuk bisa memperbaikinya.

"Saya pikir salah satu faktor adalah kita tidak memiliki rencana tentang bagaimana kita mengatasi kematian bayi saat lahir di negeri ini," sebutnya.

Ia mengungkapkan, "Kami belum menerapkan pendekatan untuk memastikan setiap kasus kematian bayi saat lahir diperiksa penuh dan mendalam untuk belajar dari hal itu, untuk dimasukkan ke dalam tempat-tempat klinis intervensi sehingga tak terjadi lagi."

Penelitian ini juga melihat konsekuensi jangka panjang bagi keluarga yang mengalami kematian bayi saat lahir.

"Pada saat ini, secara global, lebih dari 4 juta perempuan menderita gejala depresi yang muncul karena kematian bayi saat lahir, yang tak benar-benar pernah ditangani atau dilaporkan sebelumnya," ungkap sang Profesor.

"Ada juga beban keuangan dengan hilangnya pekerjaan," sambungnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Tidak Siap Hadapi Perang Siber

Berita Terkait