jpnn.com - Kematian akibat kanker kulit di kalangan pria telah meningkat di negara-negara kaya sejak tahun 1985. Sejak itu pula tingkat kematian di kalangan perempuan justru mengalami penurunan.
"Alasan ketidaksesuaian antara jenis kelamin tidak jelas, tetapi bukti menunjukkan bahwa pria jarang melindungi diri mereka sendiri dari paparan sinar matahari atau tidak mengindahkan peringatan dari ahli kesehatan," kata peneliti utama, Dorothy Yang, seorang dokter di Royal Free London NHS Foundation Trust di London, seperti dilansir laman MSN.
BACA JUGA: Ketahui Empat Mitos Seputar Kanker Kulit
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit/Centers for Disease Control (CDC), lebih dari 90 persen kanker melanoma disebabkan oleh kerusakan sel kulit akibat paparan matahari atau sumber radiasi ultraviolet (UV) lainnya seperti tanning beds.
Delapan dari 18 negara yang diteliti, tingkat kematian kanker kulit pria meningkat selama tiga dekade, yakni sebesar 50 persen.
BACA JUGA: Seputar Mitos Tabir Surya, Jangan Salah Prioritas
Di dua negara - Irlandia dan Kroasia, tingkat kematian kanker kulit pria meningkat hingga dua kali lipat. Juga melihat lompatan tajam adalah Spanyol dan Inggris (70 persen), Belanda (60 persen), serta Prancis dan Belgia (50 persen).
Di Amerika Serikat, yang tidak termasuk dalam penelitian, kematian melanoma pria naik sekitar 25 persen, menurut statistik CDC.
BACA JUGA: Ini yang Perlu Anda Ketahui tentang Kanker Kulit
Negara-negara lain, di mana tingkat kematian perempuan menurun akibat kanker kulit dalam periode yang sama adalah Austria (sembilan persen) dan Republik Ceko (16 persen).
Jepang sejauh ini memiliki angka kematian melanoma terendah, untuk pria dan wanita, masing-masing pada 0,24 dan 0,18 per 100.000 orang.
"Para ilmuwan kini sedang menyelidiki apakah faktor biologis atau genetik mungkin juga memainkan peran dalam kanker kulit, tetapi temuan sejauh ini tidak bisa disimpulkan," pungkas Yang.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Tanda-tanda Kanker Kulit Pada Tubuh Anda
Redaktur & Reporter : Fany