Tingkatkan Ekspor, Bea Cukai Makin Gencar Beri Asistensi kepada Pelaku Usaha

Senin, 24 Mei 2021 – 15:35 WIB
Bea Cukai Nunukan saat menggelar FGD dalam upaya meningkatkan ekspor komoditi pertanian, pada Kamis (20/5). Foto: humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai terus berupaya meningkatkan potensi ekspor dengan memberikan asistensi kepada pelaku usaha sekaligus mempererat sinergi baik dengan instansi pemerintah lainnya.

Upaya itu merupakan langkah penting Bea Cukai dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

BACA JUGA: Melalui CVC, Bea Cukai Gali Potensi Ekspor dan Sosialisasikan Prosedur Impor

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Bea Cukai Sudiro mengatakan instansinya tidak hanya memberi pelayanan dan fasilitas yang baik, tetapi juga memberikan bimbingan, edukasi, dan asistensi kepada para pelaku usaha.

Langkah bea Cukai itu juga diimbangi dengan sinergi dengan berbagai instansi teknis terkait dalam membantu meningkatkan potensi ekspor.

BACA JUGA: Moge Tabrak 3 Pemotor dan Mobil Satpol PP, Pengendara Ogah Tunjukkan STNK

Di Kalimantan Utara, Bea Cukai Nunukan mengadakan focus group discussion (FGD) dengan instansi terkait dan pelaku usaha dalam upaya meningkatkan ekspor komoditi pertanian, pada Kamis (20/5).

Kegiatan yang melibatkan beberapa instansi pemerintah dan asosiasi pengusaha di bidang pertanian itu membahas dan mencari solusi atas permasalahan terkait upaya peningkatan ekspor komoditas pertanian di Kabupaten Nunukan.

BACA JUGA: Khofifah Dilaporkan ke Polda Jatim, Kombes Gatot: Kami Akan Mendalami Kasus Itu

"Kabupaten Nunukan adalah wilayah yang strategis dari sisi perekonomian, pertahanan dan keamanan. Pemerintah dan pelaku usaha harusnya dapat menciptakan interaksi positif khususnya dalam hubungan dagang dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina," ucap Sudiro.

Selain itu, lanjut Sudiro, Kabupaten Nunukan sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi Desa Devisa sekaligus sasaran Bea Cukai dalam memberikan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor kepada industri kecil dan menengah (KITE IKM).

Dia berharap pelaku usaha di bidang pertanian di Nunukan yang masih menjual produknya ke luar negeri dengan menggunakan skema lintas batas, dapat beralih ke skema perdagangan internasional (normal trade), sehingga devisa hasil ekspor (DHE) dapat tercatat di BPS dan Bank Indonesia.

Di wilayah Jawa Timur, Bea Cukai Gresik mengadakan diskusi soal impor bahan baku tenun dan asistensi fasilitas KITE IKM bersama Diskoperindag, Bank Syariah Indonesia, dan masyarakat Wedani, pada Jumat (21/05).

Kegiatan itu untuk menindaklanjuti pelepasan ekspor perdana UMKM sarung tenun dan akan dibentuknya desa devisa di Desa Wedani, Cerme, Kabupaten Gresik.

"Saat ini Desa Wedani melakukan kegiatan produksi sarung tenun menggunakan bahan baku benang yang diperoleh dari distributor di Surabaya, dengan adanya Desa Devisa Wedani nanti, harapannya dapat mendukung UMKM untuk berani melakukan kegiatan ekspor,” tutur Sudiro.

Sementara itu dari Sulawesi Utara, Bea Cukai Bitung bersama pengguna jasa di wilayahnya mengikuti kegiatan asistensi dan piloting implementasi CEISA 4.0 Ekspor yang diadakan oleh Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai.

Asistensi itu merupakan kelanjutan dari sosialisasi piloting Ceisa 4.0 Ekspor yang sebelumnya diselenggarakan.

Dari kegiatan itu bea Cukai mengharapkan adanya kritik, saran, dan masukan yang membangun dari para pengguna layanan yang berkesempatan mencoba langsung CEISA 4.0 Ekspor ini.

"Tentunya untuk perbaikan Bea Cukai ke depan dalam memaksimalkan teknologi dalam pelayanan,” pungkas Sudiro. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler