jpnn.com - Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 15 triliun untuk meningkatkan indeks pertanaman di Indonesia. Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman menjelaskan angka tersebut merupakan bagian konpensasi pengalihan subsidi BBM.
"Nantinya anggaran itu bisa digunakan untuk membangun jaringan irigasi, alat dan mesin pertanian," tegas Amran di Jakarta, Senin (24/11).
BACA JUGA: Sambut Hari Ibu, HSBC Tawarkan Wisata ke Jepang
Dia menyebut untuk membangun sektor pertanian diperlukan kerjasama semua pihak untuk itu saat ini sudah tidak ada ego sektoral. “Karena itu saat ini saya juga mengajak rekan dari Kementerian Pekerjaan Umum," imbuh dia.
Pembangunan Irigasi dari dana pengalihan subsidi BBM ini diharapkan bisa menaikan indeks pertanaman secara nasional sehingga target pemerintah untuk bisa swasembada dapat terpenuhi.
BACA JUGA: Di Depok, Elpiji 3 Kilogram Naik Rp 2 Ribu
Indeks pertanaman (IP) sendiri adalah intensitas dalam setahun suatu lahan dapat ditanami. Tahun ini, produksi padi Lamongan diperkirakan bisa mencapai 1.025.221 ton gabah kering giling (GKG), naik dibanding produksi tahun 2013 yang sebesar 966.625 ton GKG. Meski terjadi kenaikan produksi, IPnya tidak merata. Ada yang ditanami padi tiga kali, dua kali, bahkan sekali.
Selain itu, untuk meningkatkan pertanian pemerintah juga akan memberikan insentif dan royalty kepada para peneliti.
BACA JUGA: AP II Sempurnakan Fasilitas Bandara Palembang
Amran menjelaskan pemberian royalty tersebut untuk merangsang tumbuhnya produk pertanian yang berkwalitas dan meningkatkan hasil produk pertanian.
"Akan saya buat regulasi untuk memberi royalti pada peneliti. Tanpa mereka terobosan berupa penemuan bibit unggul tidak dapat dilakukan," ujar Amran.
Menurut Amran kemajuan pertanian Indonesia kedepan ada pada kemajuan riset selain pembangunan infrastruktur irigasi. Ia menilai, perlu memberi penghargaan pada peneliti dalam bentuk royalti.
“Sebut saja benih inpari 30 chirea sub 1, bakal padi itu berpotensi menghasilkan 9,6 ton gabah kering giling per hektar. Penemuan itu bisa bertahan dalam kondisi terendam air selama 15 hari. Ini harus diberikan penghargaan bagi penelitinya,” tambah Amran.
Selain itu, ada produk Hipa atau Hibrida Padi yang didorong Mentan untuk bisa dikembangkan lagi. Pasalnya, benih Hipa 5 ton yang ditanam mampu menghasilkan 10 ton gabah kering giling per hektar. Nantinya jika 10 ton GKG ini digiling maka akan menghasilkan 5 ton gabah kering panen.
"Tingkatkan lagi menjadi 15 ton (GKG), coba kalo 15 ton, kali 13 juta hektar, hasilnya 130 juta ton. Kalau berhasil bisa meningkatkan produksi sampai 50%" kata Amran.
Dia juga menghimbau Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Ali Jamil untuk bersikap tegas. Pasalnya, banyak yang harus dikejar untuk mewujudkan swasembada nasional. Program ini digadang-gadang mampu menyelesaikan soal impor bahan pangan Indonesia.
"Tidak bisa capai target, cabut, kalau banci itu tidak menghasilkan apa-apa," kata Amran yang disambut tawa para peserta kunjungan.
Dia juga menjelaskan, pihaknya akan memperbaiki irigasi selama 3 tahun ke depan. Tujuannya, menurut Amran untuk memberikan pengairan sepanjang tahun bagi sawah. Selain itu, ia juga fokus memperbaiki alsintan atau alat pertanian bagi petani. "Karena ada penurunan rumah tangga petani, ini harus diganti dengan alsintan," kata dia.
Sementara itu Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Ali Jamil mengatakan, pihaknya akan sangat senang jika Mentan terus mendukung pengembangan varietas. Dia menjelaskan saat ini, BB Padi telah memproduksi ribuan jenis benih padi berkualitas. "Ada 4.444 kekayaan varietas padi, sebaran varietas ditampilkan di sini sehingga bisa dipantau," ujar Ali
Selain itu, ia juga siap jika PT Sang Hyang Seri akan membeli semua bibit padi di BB Padi. Hanya saja, persediaan barang belum begitu banyak, namun Ali berjanji pihaknya akan meningkatkan produksi benih. "Saat ini stok kita 53 ton, pak," ujar Ali kepada Amran. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BBM Subsidi Naik, Penjualan Shell Meningkat
Redaktur : Tim Redaksi