Tingkatkan Kualias SDM Pertanian, Kementan dan NAM CSSTC Beri Pelatihan Melalui International Training

Minggu, 28 Maret 2021 – 15:38 WIB
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) menggelar pelatihan internasional tentang kultur jaringan bertajuk 'Online Training Course on Horticulture Seed Propagation with Tissue Culture', Kamis (25/3). Foto: Kementan.

jpnn.com, LEMBANG - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) menggelar pelatihan internasional tentang kultur jaringan bertajuk 'Online Training Course on Horticulture Seed Propagation with Tissue Culture', Kamis (25/3).

Pelatihan ini merupakan bentuk respons Kementan terhadap undang-undang yang mengamanatkan Indonesia wajib berperan dalam berbagai bidang di kancah internasional, termasuk sektor pertanian.

BACA JUGA: BPPSDMP Sebut Kebangkitan Pertanian dimulai dari Petani dan Penyuluh

NAM CSSTC adalah organisasi internasional yang mengemban misi meningkatkan kapasitas negara-negara Gerakan Non Blok (GNB).

Kerja sama antara Kementan dengan negara Afrika dan Pasifik ini sudah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.

BACA JUGA: BPPSDMP Kementan: Kunci Keberhasilan Pertanian Ada di SDM yang Berkualitas

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya keterlibatan Kementan di kancah dunia, dengan berperan aktif membantu negara mitra di Afrika dan Pasifik yang masih terbelakang dalam ketahanan pangan.

Menurut Syahrul, Indonesia selama ini telah banyak membantu negara-negara mitra di Afrika, seperti membangun training center di Gambia dan Tanzania, membuat proyek percontohan pengembangan kacang kedelai di Madagaskar, dan padi di Sudan.

BACA JUGA: Gerakan Padat Karya, Terobosan Syahrul Yasin Limpo Memperkuat Perekonomian

“Indonesia juga mengirim bantuan traktor tangan untuk beberapa negara Pasifik seperti Fiji dan Vanuatu," kata Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan Indonesia memiliki banyak tenaga ahli dalam berbagai bidang yang siap untuk bekerja sama membantu negara-negara mitra di Afrika dan Pasifik.

Sebagai salah satu UPT Pelatihan Pertanian di bawah Eselon I BPPSDMP, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dipercaya oleh Kementan dan NAM CSSTC untuk menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan Online Training Course on Horticulture Seed Propagation with Tissue Culture.

Sebelumnya, pelatihan dilakukan secara asynchronous, Senin (22/3). Pada sesi ini, peserta mengakses secara mandiri materi yang telah disiapkan pada Learning Management System (LMS) BBPP Lembang.

Peserta yang mendapat pelatihan sebanyak 33 orang yang berasal dari berbagai negara NAM CSSTC, seperti Bangladesh, Lebanon, Nepal, Pakistan, Fiji, Solomon Island, dan tuan rumah Indonesia.

Pelatihan dibuka langsung oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan) BPPSDMP Kementan Bustanul Caya Arifin.

Dalam kesempatan itu, Bustanul mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Kementan melalui BBPP Lembang untuk menyelenggarakan pelatihan internasional ini.

Bustanul mengatakan pelatihan ini sebagai salah satu bentuk komitmen Kementan dalam meningkatkan kualitas SDM pertanian.

“Pandemi ini menyebabkan banyak perubahan terutama di Indonesia. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan awareness untuk meningkatkan kualitas pertanian,” tambahnya.

Menurut Bustanul, dengan berbagi ilmu terutama pada perbanyakan benih tanaman hortikultura melalui teknologi kultur jaringan yang dapat dibuat di level rumah tangga.

“Kultur jaringan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesadaran pada produk pertanian serta meningkatkan kualitas produk yang sangat berpotensi dikembangkan di negara berkembang,” katanya.

Direktur NAM CSSTC Diar Nurbintoro menyampaikan keterbatasan ilmu dan pengetahuan tentang pertanian menjadi dasar utama terselenggaranya webinar ini.

Terselenggaranya pelatihan ini didukung penuh oleh pemerintah masing-masing negara Asia Pasifik, seperti Banglades, Lebanon, Fiji, Nepal, Pakistan, dan Solomon Island.

“Kegiatan ini merupakan bentuk solidaritas antara negara-negara berkembang terutama dalam bidang pertanian. Melalui pelatihan ini semoga ke depannya kita dan negara Asia Pasifik dapat saling mendukung menghadapi isu global,” lanjutnya.

Sangita Devi, salah satu peserta dari Kementerian Pertanian Fiji merasa puas dengan pelatihan ini.

"Terima kasih. Saya sungguh menikmati pelatihan kultur jaringan ini. Sungguh pengalaman hebat belajar melalui LMS. Saya belajar banyak, ada beberapa keraguan yang terklarifikasi. Betapa saya memiliki kekurangan dengan kultur jaringan pisang. Saya ingin sampaikan terima kasih yang tulus kepada semuanya," ucapnya dalam bahasa Inggris. (*/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler