jpnn.com, JAWA TIMUR - Indonesia mampu menempati peringkat keenam setelah India, Ekuador, Tiongkok, Kanada dan Vietnam, khusus untuk produk udang dan olahannya.
Melihat potensi tersebut, Indonesia Eximbank Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) belum lama ini meresmikan Desa Devisa Kluster Udang di Situbondo, pada Jumat (15/7).
BACA JUGA: Istri Putra Siregar Ungkap Pihak MS Glow Sempat Minta Uang Damai Rp 60 Miliar
Sebagai lembaga khusus Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan, LPEI selalu mendukung pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), yang berorientasi ekspor melalui berbagai program, salah satunya Program Desa Devisa.
Direktur Eksekutif LPEI, Riyani Tirtoso menjelaskan, LPEI terus bersinergi dengan pemerintah, baik pusat dan juga daerah, pemangku kepentingan lainnya dalam mengembangkan potensi suatu wilayah.
BACA JUGA: BBM Oktan Tinggi Bikin Mesin Kendaraan Jadi Awet
Untuk itu, melalui Program Desa Devisa, LPEI hadir membantu para pelaku usaha untuk ditingkatkan kapasitasnya, baik dari sisi knowledge maupun aspek produksinya.
"Diberikan pelatihan, pendampingan agar mampu membangun produk yang berstandar internasional. Program Desa Devisa ini juga selain memajukan produk atau komoditas, juga memiliki tujuan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya. Kalau produknya memiliki daya saing tinggi, artinya harga jualnya juga bagus, maka secara tidak langsung, masyarakatnya akan makmur," ucapnya.
BACA JUGA: 15 Usaha Sosial Terpilih Mengikuti Hyundai Start-up Challenge Indonesia 2022
Riyani mengatakan Desa Devisa Kluster Udang ini merupakan binaan bersama antara LPEI dengan salah satu debitur, Panca Mitra Multiperdana (PMMP).
"Hasil panen udang dari Desa Devisa ini akan dijual kepada PMMP, jadi kualitasnya terjamin. Kami berharap kedepannya akan banyak lagi Desa Devisa dengan mengangkat skema bisnis seperti ini,” harap Riyani.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada