Tingkatkan Surplus Perdagangan, Perkuat Pasar Domestik

Jumat, 26 Agustus 2016 – 01:29 WIB
BPS. Foto: Jawa Pos.Com

jpnn.com - SURABAYA – Para pengusaha di Jawa Timur mencari alternatif perdagangan karena pasar ekspor masih lesu. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim mendorong pertumbuhan perdagangan antarprovinsi hingga tumbuh di posisi  tujuh persen tahun ini.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Kadin Jawa Timur Dedi Suhajadi menyatakan, saat ini Jatim harus memperkuat pasar domestik untuk meningkatkan surplus perdagangan.

BACA JUGA: Omni Channel Diyakini jadi Masa Depan Perbankan

Namun, Kadin menemukan kendala ketika harus mengoordinasikan ulang kinerja kantor perwakilan dagang (KPD) di 26 provinsi.

’’Kepala KPD seharusnya adalah pengusaha yang tahu betul kondisi di lapangan dan bisa improvisasi jika ada kendala,’’ katanya saat rapat koordinasi Kadin Jatim dengan perwakilan Kadin kabupaten/kota di Jawa Timur kemarin (24/8).

BACA JUGA: Lampaui Ikan, Udang Jadi Komoditas Tumbuh Tercepat

Berdasar data BPS Jawa Timur, kontribusi perdagangan antarprovinsi terhadap produk domestik regional bruto Jatim mencapai 5,44 persen atau senilai Rp 25,029 triliun.

Jamhadi dari tim ahli Kadin Jatim menuturkan bahwa otensi perdagangan antarprovinsi, terutama di luar Jawa, akan makin terdorong dengan adanya tol laut. ’’Biaya logistik bisa makin menurun. Apalagi, banyak pelabuhan dan infrastruktur yang dibangun di luar Jawa untuk mempermudah distribusi hasil industri maupun komoditas di setiap daerah,’’ terangnya.

BACA JUGA: Tolong, Petani Apel Sedang Alami Krisis

Dia mengungkapkan, kontribusi dari sektor perdagangan, jasa, serta restoran dan hotel di Jawa Timur sebesar 29,27 persen terhadap total PDRB Jatim Rp 460,28 triliun.

Kontribusi industri pengolahan mencapai 17,64 persen, lalu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan hanya 13,75 persen dari total PDRB. ’’Kontribusi perdagangan antarpulau terhadap sektor perdagangan, jasa, serta restoran dan hotel bisa mencapai 20 persen,’’ jelasnya.

Jawa Timur pun mengandalkan komoditas hasil tambang seperti emas maupun migas. Potensi lain dari provinsi adalah industri makanan dan minuman serta sektor pertanian dan pupuk.

BPS Jawa Timur mencatat total ekspor nonmigas Jatim anjlok selama Juli 2016 sebesar 40,06 persen jika dibandingkan dengan Juni 2016. Nilai ekspor pada Juli 2016 tercatat USD 1.082 juta.

Meski begitu, Jatim masih mencatat kenaikan nilai ekspor 8,82 persen pada periode Januari sampai Juli 2016 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. (vir/rin/c14/sof/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SMESCO Indonesia Fasilitasi Pertemuan Mitra UKM dengan Investor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler