jpnn.com, PALEMBANG - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau pabrik dan gudang pupuk di kompleks PT Pusri Palembang, Sumatera Selatan pada Jumat (28/5).
Dalam peninjauan itu, Mentan Syahrul melihat langsung kesiapan Pusri dalam rangka memenuhi kebutuhan pupuk subsidi secara nasional.
BACA JUGA: Hadiri Kick Off Food Estate Sumatera Selatan, Mentan SYL: Pangan dari Sumsel untuk Indonesia
"Kami berharap perencanaan kebutuhan pupuk melalui rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) yang sudah mengalami validasi berjenjang sesuai dan tidak mengalami keterlambatan di lapangan," kata Syahrul.
Mantan gubernur Sulawesi Selatan itu juga berharap penyaluran pupuk bisa tepat waktu baik di provinsi, kabupaten, hingga kecamatan.
BACA JUGA: Ekspor Kendaraan Bodong Terbongkar, Irjen Luthfi Akui Dugaan Keterlibatan Oknum Polisi
Menurut dia, selama ini pengawasan distribusi pupuk subsidi menggunakan kode industri. Ke depannya, pengawasannya akan dikembangkan dengan menggunakan barcode sehingga jalurnya jelas.
Syahrul menyebut, permintaan pupuk subsidi kurang lebih mencapai 24 juta ton. Kementan tetap berupaya untuk meningkatkan kuota meski kemampuan negara baru bisa memenuhi 9 juta ton.
BACA JUGA: Divonis 8 Bulan Penjara, Habib Rizieq Bersikap Seperti Ini, Aziz Yanuar Tegas
"Tidak semua harus menggunakan pupuk subsidi. Pemerintah sudah menyediakan kredit usaha rakyat (KUR) yang bisa dimanfaatkan sebagai pembiayaan usaha tani yang bisa digunakan untuk keperluan pupuk," turur Mentan SYL.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pusri Tri Wahyudi Saleh mengatakan pada 2021 perusahaan berkewajiban menyalurkan 230 ribu ton pupuk urea dan NPK bersubsidi untuk 17 kabupaten/kota di Sumsel.
Perihal kebutuhan petani, Pusri menyediakan pupuk nonsubsidi di mana kapasitas produksi perusahan akan memenuhi kebutuhan di Sumsel.
Pasalnya, provinsi itu ditetapkan sebagai daerah penyangga pangan nasional dalam Program Food Estate.
Guna mendorong program ketahanan pangan, kata Trii, Pusri akan membangun pabrik baru di Palembang menggantikan Pabrik Pusri III dan IV yang sudah berusia 47 tahun dan perlu direvitalisasi.
"Dengan semakin baik produksi pupuk dan serangkaian program yang dilakukan untuk ketahanan pangan, hal ini diharapkan dapat membantu petani mencapai hasil yang optimal serta meningkatkan kesejahteraan petani" ujar Tri.
Berdasarkan data, nilai Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet KUR di sektor pertanian tahun 2020 hanya 0.6 persen dari total nilai pinjaman KUR.
Data itu menegaskan bahwa pengembalian dana pinjaman KUR cukup sehat bagi sektor perbankan. (cr3/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama