Tiongkok Gelontorkan Rp 10 T untuk Muslim Uighurs

Selasa, 20 Februari 2018 – 07:05 WIB
Presiden Tiongkok Xi Jinping. Foto: AFP

jpnn.com, URUMQI - Mengentaskan Xinjiang dari kemiskinan menjadi salah satu cara pemerintahan Presiden Xi Jinping untuk menjinakkan wilayah tersebut.

Xinjiang alias Wilayah Otonomi Xinjiang Uighur itu memang bergolak. Jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah Tiongkok lainnya, konflik paling sering pecah di Xinjiang.

BACA JUGA: Siskamling Paling Efektif Mendeteksi Radikalisme

Selama beberapa tahun terakhir, Xinjiang menjadi sasaran razia keamanan pemerintah. Sebab, ada banyak kelompok radikal yang menuntut merdeka dari Beijing.

Karena mayoritas penduduknya muslim, pergolakan di Xinjiang sering dikaitkan dengan ISIS. ’’Kabarnya, ada banyak pejuang ISIS asal Xinjiang di Iraq dan Syria yang siap menyerang Tiongkok,’’ tulis Al Jazeeraa, Senin (19/2).

BACA JUGA: Takut Duit Hilang, Wanita Ini Ikuti Tasnya Masuk Mesin X-ray

Laporan itu jelas membuat Xi dan para pejabatnya khawatir. Mereka tidak mau etnis Uighur yang membentuk lebih dari 45 persen populasi Xinjiang bakal lebih rajin menggelorakan separatisme jika terus-menerus merasa diabaikan.

Maka, pemimpin 64 tahun itu berusaha merangkul mereka lewat program pengentasan kemiskinan. Dia berharap program tersebut bisa mencegah kelompok-kelompok separatis Uighur jadi radikal.

BACA JUGA: Mahasiswa Harus Pahami Wawasan Kebangsaan  

Tahun lalu, Xi mengalirkan sejumlah besar bantuan finansial ke Xinjiang. Dari total dana pengentasan kemiskinan nasional sebesar USD 960 juta atau sekitar Rp 13 triliun, sebanyak 80 persen atau sekitar Rp 10 triliun lari ke sana. Tepatnya ke empat county termiskin di wilayah tersebut. Yakni, Kashgar, Hotan, Kizilsu, dan Aksu.

’’Kali ini, pemerintah menyasar 22 county di Xinjiang,’’ terang seorang pejabat Beijing kepada Xinhua.

Sayang, pejabat yang merahasiakan namanya itu tidak bersedia membocorkan berapa banyak dana yang kali ini pemerintah sediakan untuk mengentaskan Xinjiang dari kemiskinan.

Kemarin (19/2), dalam edisi online-nya, South China Morning Post melaporkan bahwa program tersebut bakal berlangsung selama tiga tahun. Tepatnya sampai 2020.

Perwakilan pemerintahan Xi menyatakan bahwa program tiga tahun itu bakal dicapai secara bertahap. ’’Tahun ini, target utama pemerintah adalah membebaskan 400.000 warga dan 94.000 rumah tangga Xinjiang dari kemiskinan,’’ katanya.

Beijing berharap peningkatan taraf hidup itu akan meredam gejolak sektarian di wilayah yang sebagian besar penduduknya adalah muslim tersebut.

Selain bantuan finansial, Beijing bakal menempatkan sejumlah pejabat pusat di 192 lokasi. Mereka akan membantu pemerintah Xinjiang mengelola dana pengentasan kemiskinan tersebut.

Para pejabat itu akan bertugas sampai 2020. ’’Tujuan akhir kami adalah meningkatkan pendapatan tahunan tiap penduduk Xinjiang sampai di atas USD 362 (sekitar Rp 4,9 juta).’’ Demikian bunyi keterangan resmi pemerintah pusat.

Xinjiang yang berbatasan langsung dengan Mongolia, Afghanistan, Pakistan, dan India itu memiliki total 99 county. Dalam program pengentasan kemiskinan tiga tahun tersebut, Xi fokus pada 22 county di kawasan selatan.

”Empat county yang sejak tahun lalu menjadi sasaran program pengentasan kemiskinan akan tetap diprioritaskan,” terang seorang jubir pemerintah Xinjiang. (hep/c17/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rajawali Ngepret Tegaskan Indonesia Tak Istimewakan Tiongkok


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler