Tiongkok Minta AS Lindungi Investasinya

Sepakati Kerja Sama Atasi Krisis Global

Jumat, 05 Desember 2008 – 15:04 WIB
BEIJING - Tiongkok coba memainkan kartu as-nya atas AS dalam forum Dialog Ekonomi Strategis (SED) di antara kedua negara di Beijing Kamis (4/12)Pimpinan delegasi Tiongkok yang juga Wakil Perdana Menteri Wang Qishan mendesak Washington menstabilkan ekonominya dan melindungi investasi Beijing di AS

BACA JUGA: Kementerian BUMN Janji Awasi Spekulasi Valas BUMN



Hal itu disampaikan Wang langsung kepada Menteri Keuangan Henry Paulson dan para pejabat AS lain dalam dialog
Kedua negara membuka pembicaraan ekonomi di tengah krisis finansial global dan ketegangan nilai tukar

BACA JUGA: Rekor Akuisisi oleh Perusahaan Asia



''Kami berharap AS akan mengambil langkah-langkah pasti untuk menstabilkan perekonomiannya maupun pasar finansial, serta juga menjamin keamanan aset dan investasi Tiongkok di AS,'' ujar Wang.

Wang memang tak merinci pernyataannya
Tapi, Beijing saat ini tercatat sebagai pemilik terbesar surat utang negara (US Treasury) yang juga menjadi sumber keuangan defisit anggaran Washington

BACA JUGA: Kuartal III Laba Pertamina Tembus Rp 24,9 T

Pelemahan nilai tukar dolar AS akhir-akhir ini dan gejolak finansial memicu kekhawatiran Tiongkok atas keselamatan investasinya

Per September lalu, Tiongkok memiliki obligasi negara AS senilai USD 585 miliar (sekitar Rp 7.020 triliun)Itu membuat Tiongkok mengalahkan Jepang sebagai kreditor terbesar WashingtonBerkat surplus dagangnya, Tiongkok membeli surat utang pemerintah ASBelakangan, muncul kritik di kalangan akademisi dan para pejabat pemerintah Tiongkok bahwa investasi itu sudah tidak lagi aman seperti dulu.

Lewat forum SED itulah, Tiongkok berupaya meminta proteksi pemerintah ASDialog ini berlangsung sejak 2006 dan menjadi forum tertinggi dalam pembicaraan ekonomi di antara kedua negara.

Tidak disebutkan apa jawaban Paulson atas desakan delegasi Tiongkok saat ituTapi, dalam sejumlah forum sebelumnya, Paulson menegaskan bahwa pemerintah AS akan terus mengambil langkah apapun yang terbaik dalam rangka meredakan krisis finansial.

Washington juga membawa misi dalam pertemuan ituPara pejabat AS berupaya terus menekan Tiongkok supaya melanjutkan reformasi kebijakan mata uangnya untuk meredakan ketegangan dagangan di antara kedua negaraMata uang Yuan diharapkan tetap dibiarkan menguat terus atas dolar AS''Kami menekankan pentingnya pandangan kami soal kelanjutan reformasi mata uang karena penting untuk mengimbangi ekonomi Tiongkok,'' ujar pejabat senior AS yang tidak mau disebutkan namanya

Perusahaan-perusahaan AS menilai, sejauh ini yuan masih tetap undervaluedItu memberikan keuntungan bagi eksporter Tiongkok dan menambah surplus perdagangan TiongkokKongres AS mendesak sanksi bagi Beijing jika gagal bereaksi cepat untuk melakukan kontrol nilai tukar

Nilai tukar yuan terus melesat 20 persen atas dolar AS sejak Beijing memangkas pematokannya atas dolar pada Juli 2005Namun, kurs yuan kembali mulai turun pekan ini setelah Tiongkok mengendalikan perdagangannyaSenin (1/12) nilai tukar yuan turun satu persen atas dolar AS atau penurunan terbesar dalam tiga tahun terakhir

Bagaimana tanggapan Tiongkok? ''Sejak reformasi yuan diadopsi pada 2005, nilai tukar (mata uang itu) memang terus naik turunSaat ini, yuan menjadi lebih fleksibel dan interaktif dengan mata uang dunia lainnya,'' kilah Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok Liu Jianchao.

Dalam kesempatan itu, kedua negara juga sepakat untuk melakukan kerja sama dalam mengatasi krisis finansial globalAS berharap Beijing mempertahankan pertumbuhan ekonominya yang kuat guna meredakan krisis global

Faktanya, kedua ekonomi sedang dibelit masalahAS dilanda resesiPertumbuhan Tiongkok juga turun tajamKarena itu, yang penting adalah bagaimana kedua negara mempertahankan hubungan dagang terbesar di dunia.

Tiongkok belum lama ini meluncurkan paket stimulus senilai 4 triliun yuan atau USD 586 miliar (sekitar Rp 7.032 triliun)Paket itu dimaksudkan untuk membangkitkan lagi pertumbuhan Tiongkok lewat belanja besar-besaran pada sektor konstruksi dan proyek-proyek lainPertumbuhan kuat Tiongkok diyakini akan memberi sumbangan terhadap stabilitas ekonomi dunia

Gubernur Bank Sentral Tiongkok Zhou Xiaochuan mengatakan, Washington dan Beijing seharusnya bekerja sama lebih dekat dalam soal regulasi derivatif dan transaksi perbankan nonkonvensionalDua elemen itu dipersalahkan sebagai penyebab krisis(AP/AFP/erm/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Pangkas Suku Bunga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler