Tiongkok Sudah Main Tembak, Kapal Perang Filipina Terpaksa Bergerak

Rabu, 10 Februari 2021 – 05:42 WIB
Penampakan Hohhot (Hull 161), kapal perusak kawal rudal milik Komando Armada Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), saat berpatroli di perairan Laut China Selatan pada Kamis (20/8/2020) pagi. Foto: ANTARA/HO-ChinaMilitary/mii/TM

jpnn.com, MANILA - Keengganan Tiongkok menghormati kedaulatan negara-negara Asia Tenggara di Laut China Selatan (LCS) memaksa Filipina merespons dengan pendekatan militer.

Anggota ASEAN itu berencana menempatkan lebih banyak kapal perang di LCS demi melindungi nelan-nelayannya.

BACA JUGA: Telepon Beijing, Menlu Amerika Isyaratkan Siap Campuri Urusan Dalam Negeri Tiongkok

Sebelumnya, Filipina telah memprotes undang-undang baru Tiongkok yang memberi kewenangan kepada penjaga pantai negara komunis itu untuk menembaki kapal asing di LCS.

"Kami akan meningkatkan kehadiran kami melalui pengerahan lebih banyak aset angkatan laut, tetapi saya hanya ingin menjelaskan bahwa kehadiran angkatan laut kami tidak (untuk) berperang melawan China tetapi untuk mengamankan rakyat kami sendiri," kata kepala militer Filipina Letnan Jenderal Cirilito Sobejana dalam jumpa pers, Selasa (9/2).

BACA JUGA: Telepon Menko Luhut, Wang Yi Laporkan Kesiapan Tiongkok

Tiongkok mengklaim sekitar 90 persen wilayah LCS sebagai miliknya dan menyebarkan penjaga pantainya di sepanjang jalur perairan strategis itu.

Kapal-kapal itu sering kali berlayar beriringan dengan armada besar kapal penangkap ikan. Selain menyedot sumber daya LCS dalam jumlah besar, armada Tiongkok itu juga kerap melecehkan kapal nelayan negara-negara ASEAN yang berlayar tanpa pengawalan.

BACA JUGA: Tiongkok Tuding Amerika Merusak Persahabatan Negara-Negara Laut China Selatan

"Pernyataan Tiongkok bahwa penjaga pantai mereka dapat menembaki orang-orang yang masuk ke wilayah mereka sangat mengkhawatirkan," kata Sobejana.

"Itu pernyataan yang sangat tidak bertanggung jawab karena orang-orang kami tidak pergi ke daerah yang disengketakan untuk berperang tetapi untuk mencari nafkah," ujar Sobejana, menegaskan.

Kedutaan Besar Tiongok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan jenderal tersebut.

Filipina, bagaimanapun, memiliki kemampuan angkatan laut yang sangat terbatas dibandingkan dengan armada angkatan laut dan penjaga pantai China.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bulan lalu menekankan pentingnya pakta pertahanan dengan Manila dan penerapannya yang jelas, jika Filipina diserang.

AS telah mengadakan patroli rutin di wilayah sengketa LCS untuk menggarisbawahi kehadirannya di wilayah tersebut, termasuk pada Selasa, ketika dua kelompok kapal induk AS melakukan latihan bersama. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler