Tips agar Siswa Disabilitas Intelektual Tetap Bugar saat Belajar dari Rumah

Kamis, 16 April 2020 – 19:56 WIB
Ilustrasi Belajar dari Rumah. Foto: kemdikbud.go.id

jpnn.com, JAKARTA - Rasa jenuh menjalani program Belajar dari Rumah tidak hanya dirasakan siswa-siswi normal. Para siswa penyandang disabilitas intelektual juga mengalami hal sama.

Sukimin, guru Sekolah Luar Biasa (SLB) mengungkapkan, sebulan belajar dari rumah, memiliki tantangan sendiri bagi enaga pendidik. Para guru SLB mulai kewalahan menghadapi siswa yang sudah jenuh.

BACA JUGA: Belajar di Rumah, SPP Siswa Perlu Dipotong untuk Beli Kuota Internet?

"Susah sekali mengaktifkan anak-anak supaya mau ikuti instruksi guru. Diajak belajar sudah jenuh apalagi untuk aktivitas fisik," keluh Sukimin dalam dialog Pengembangan Aktivitas Fisik Bagi Disabilitas Intelektual dalam Menghadapi Wabah Covid-19 virtual besutan SOIna DKI Jakarta, Kamis (16/4)

Dia pun meminta para pelatih SOIna memberikan tips dan video-video yang bisa memancing minat siswa disabilitas intelektual agar mau melakukan aktivitas fisik.

BACA JUGA: Pandemi Covid-19, Politeknik Kementan Gelar Sistem Belajar Jarak Jauh

"Kami sebenarnya sudah memberikan pendampingan bagi siswa lewat orang tua. Kami kirimkan video-video saat pembelajaran online, tetapi anak-anak banyak yang sudah bosan. Makanya kami butuh video aktivitas fisik agar siswa tetap bugar di masa pandemi Covid-19," bebernya.

Menanggapi hal itu Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Spesial Olympic Indonesia (SOIna) DKI Jakarta Marini S.Pd mengatakan, di masa pandemi Covid-19 ini yang paling utama menjaga kebugaran tubuh khususnya siswa dan atlet penyandang disabilitas intelektual.

BACA JUGA: Kemenkes Imbau Seluruh RS Tutup Praktik Rutin, Kecuali UGD

Selain itu, pada penyandang disabilitas intelektual butuh pendampingan baik orang tua, guru maupun pelatih selama belajar dari rumah.

Yang sudah dilakukan pelatih SOIna, intens berkomunikasi dengan orang tua atau keluarga siswa untuk memberikan pendampingan lewat online.

"Tips agar siswa dan atlet penyandang disabilitas intelektual ini happy serta tetap bugar selama masa pandemi, lakukan aktivitas fisik yang ringan, lucu, dan menyenangkan. Agar mereka tertarik, para pendamping ini harus happy juga. Jangan slow dan cemberut saja sebab itu akan membuat siswa ikut malas-malasan serta tidak bersemangat," bebernya.

Bila pendamping semangat, para siswa juga semangat. Jadi tidak perlu memberikan aktivitas fisik yang berlebihan karena justru membuat para penyandang disabilitas intelektual ini tidak bugar.

"Aktivitas fisik jadi menyenangkan atau tidak tergantung pendampingan. Pendamping harus happy biar anak-anak ikut senang biarpun gerakannya simple dan lucu," ucapnya.

Dia menyebutkan di SOIna, sudah diberikan model-model aktivitas fisik yang menyenangkan disertai lagu-lagu. Penyandang disabilitas akan tertarik bila gerakannya lucu dan fun.

Pada kesempatan sama, Ketua Pengurus Daerah SOIna DKI Jakarta Mustara Musa mengatakan, penyandang disabilitas memiliki hak dalam hidupnya. Ini yang mendorong Pengda SOIna DKI Jakarta memikirkan model pengembangan aktivitas fisik.

Dalam kondisi pandemi, di Fakultas Olahraga Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ada yang mengembangkan model aktivitas fisik di rumah, dapur, pakai alat dan tidak pakai alat.

"Bagi penyandang disabilitas intelektual, khususnya siswa atau atlet perlu dipandu. Jumlah penyandang disabilitas intelektual lebih banyak sehingga butuh banyak guru SLB untuk menanganinya," ucapnya.

Sementara Bajuri, dosen tetap Fakultas Olahraga UNJ mengungkapkan, praktik baik yang diterapkan SOIna dengan membuat model-model aktivitas fisik ternyata sangat dibutuhkan SLB serta para gurunya.

"Belajar dari rumah memang banyak tantangannya. Namun, di tengah wabah pandemi, kita harus bisa meningkatkan kebugaran penyandang disabilitas intelektual. Apa yang dilakukan SOina sangat membantu para pendamping yaitu guru, orang tua, dan pelatih melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan," tutupnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler