jpnn.com, JAKARTA - Fuel Scientist Shell Global, Andreas Shaefer mengimbau kepada pengguna kendaraan agar tidak menyimpan bahan bakar minyak (BBM) terlalu lama. Hal ini bertujuan untuk mencegah kualitas bahan bakar menurun.
Pasalnya, menurut Andreas, masih banyak pengguna yang jarang menghidupkan kendaraan dalam jangka waktu sebulan atau lebih. Hal ini tentu berpotensi merusak mesin karena kualitas BBM di kendaraan itu sudah menurun.
BACA JUGA: Shell Butuh 10 Tahun dan 170 Ahli Untuk Menghasilkan BBM Berkualitas
BACA JUGA: Shell Siap Bangun Stasiun Pengisian Mobil Listrik di Indonesia
"Limited storage stability, ini juga satu hal yang kami lihat saat kita mengembangkan bahan bakar. Ini tidak direkomendasikan menyimpan bahan bakar (di tangki) dalam jangka waktu yang lama," kata Andreas saat ditemui di Jakarta, Rabu (26/6).
BACA JUGA: Shell V-Power Diklaim Lebih Nendang Berkat TambahanTeknologi Baru
Andreas menyarankan kepada pemilik kendaraan sebaiknya selalu rutin memanaskan kendaraannya walaupun tidak dipergunakan. Di samping untuk mencegah oli mesin menggumpal, juga menjaga agar sirkulasi BBM baru masuk ke kendaraan lebih cepat.
"Bahan bakar yang berada di tangki kendaraan jika lebih dari 3 bulan maka kami merekomendasikan untuk tidak dipakai lagi. Artinya, diusahakan pengendara langsung menguras tangki kemudian mengisinya dengan BBM baru," tambah dia.
BACA JUGA: Shell Siap Bangun Stasiun Pengisian Mobil Listrik di Indonesia
Pria yang sudah belasan tahun bergabung sebagai ilmuwan di Shell ini melanjutkan, bahwa unsur kimia pada bahan bakar yang tersimpan lama berpotensi berubah sehingga akan menurunkan kualitas bahan bakar itu sendiri.
"Hal itu karena komposisi formula di BBM dapat berubah dan akan mengalami reduksi sehingga rangkaian formula lengkapnya terjadi ketimpangan karena ada yang tereduksi tadi. Artinya, kualitasnya pun menjadi menurun," jelas Andreas. (mg9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wajib SNI Tambah Biaya, Shell Pastikan Harga Olinya Tidak Naik
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian