Titi Jembatan Lapuk, Dua Siswa Tercebur

Kamis, 28 November 2013 – 21:12 WIB

jpnn.com - BIREUEN - Dua siswa SDN Simpang Jaya, Kecamatan Juli, Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), jatuh ke sungai dan terseret arus ketika melintasi jembatan gantung di Krueng Peusangan sekitar pukul 07.00 Raby (27/11). Untungnya, teriakan minta tolong mereka didengar warga. Warga pun langsung terjun ke sungai dan menyelamatkan korban.

Alkia Zakaria, 8, dan Nuraini Rusli, 8, dua siswa tersebut, menginjak bagian lantai jembatan yang merupakan kayu lapuk. Akibatnya, kayu lantai jembatan sepanjang 90 meter itu patah dan mereka tercebur ke sungai.

BACA JUGA: Gubernur Sultra Dianggap Hambat Pemekaran Kotim

Menurut laporan Rakyat Aceh (JPNN Group), Alkia sempat bergantung di jembatan dan berteriak meminta tolong. Namun, bocah warga Desa Simpang Mulia, Kecamatan Juli, itu tidak kuat berlama-lama menahan berat badannya. Akhirnya, dia terjatuh ke sungai yang berarus deras tersebut.

Untungnya, di tepi sungai itu ada beberapa warga yang melihat kejadian tersebut dan mendengar teriakan korban. Mereka langsung terjun ke sungai untuk menyelamatkan korban.

BACA JUGA: Wagub Jatim: Maspion Tidak Pindah Cuma Pengembangan

Saat dikonfirmasi kemarin, Keuchik Simpang Mulia Tajaddin, 40, berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan tersebut agar peristiwa serupa tidak terulang. "Papan-papan lantai jembatan itu sudah lapuk. Kami khawatir jatuh korban jiwa bila pemerintah membiarkan jembatan tersebut," tuturnya.

Alwi, 38, warga setempat, juga berharap lantai jembatan itu segera diperbaiki. Bahkan, warga berharap pemerintah membangun jembatan permanen di atas Krueng Peusangan tersebut. "Dalam Musrenbang, jembatan itu masuk urutan pertama se-Kecamatan Juli," paparnya.

BACA JUGA: UMK Ketinggian, Maspion Pindahkan Pabrik ke Madiun

Dia menjelaskan, selain menjadi akses utama bagi siswa dan sekitar 60 keluarga di Simpang Mulia, setiap hari jembatan gantung yang dibangun pada 1991 itu dilalui warga dari Desa Cot Meugoe, Paya Cut, Simpang Jaya, Alue Limeng. "Melalui jembatan yang hanya bisa dilalui satu motor itulah mereka berangkat dan pulang dari berkebun," terangnya.

Berdasar pengalaman Tajaddin dan Alwi, sejak dibangun, jembatan yang hanya bisa dilalui satu motor tersebut belum pernah direhab Pemkab Bireuen. Warga memperbaiki sendiri lantai jembatan yang rusak tersebut secara swadaya. "Tiang beton pengikat kabel baja di sisi timur jembatan juga ambles ke sungai. Kawat baja penahan lantai jembatan itu terpaksa diikat ke pohon," tegas Tajaddin.

Warga Desa Cot Meugoe, Kecamatan Jeumpa, juga berharap pemerintah membangun jalan sepanjang dua kilometer dari Simpang Mulia ke desa mereka. Sebab, jalan yang ada sekarang tidak bisa dilalui motor. Padahal, warga sering melintasi Simpang Jaya jika ada keperluan di kecamatan. Sebab, jika melewati Simpang Jaya, jaraknya hanya dua kilometer.

Jika melewati Blang Gandai, warga harus berjalan tujuh kilometer. "Jika memungkinkan, kami berharap Pemkab Bireuen membangun jalan sepanjang lima kilometer dari Simpang Mulia ke Paya Cut Juli," kata Tajaddin. (yat/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Calo Beraksi Jelang Pengumuman CPNS 17 Desember


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler