jpnn.com, JAKARTA - Ancaman banjir masih mengintai sejumlah wilayah di Jakarta. Salah satunya adalah Jakarta Barat (Jakbar), yang memiliki titik banjir yakni Cengkareng, Kapuk, Grogol, dan Kalideres. Untuk itu perlu segera mendapatkan penanganan dari dinas terkait.
Pengamat perkotaan Sugiyanto mengingatkan, agar Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk cepat melakukan antisipasi. Karena menurutnya saat ini belum terlihat di lapangan upaya antisipasi tersebut.
BACA JUGA: Anggota Dewan Merasa Dicuekin Anak Buah Anies
“Saluran air masih banyak yang tertimbun sampah. Belum lagi kondisi lumpur yang tidak dikeruk juga dikhawatirkan memicu banjir di musim penghujan ini,” ujar Sugiyanto, Minggu (23/9).
Sugiyanto meminta Dinas SDA segera melaksanakan instruksi gubernur agar membersihkan seluruh saluran yang ada. Kemudian menertibkan bangunan yang berdiri di atas lahan hijau. “Jika hal itu tidak dilakukan, ancaman banjir akan semakin nyata,” katanya.
BACA JUGA: Polisi Klaim Kantongi Identitas Pelaku Bentrokan di Jaksel
Kasi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat Juniarto Ardiansyah mengatakan, memasuki peralihan musim dari kemarau ke musim hujan, kawasan Cengkareng memang menjadi daerah yang rawan tergenang di Jakarta Barat. Soalnya, kawasan tersebut kondisi permukaannya tanah rendah.
"Daerah yang rawan tergenang itu Cengkareng karena topografinya rendah banget, termasuk Rawa Buaya, Kedaung Angke itu paling rendah, paling rawan tergenang," kata Juniarto pada wartawan.
BACA JUGA: Warga Grogol Selatan Keluhkan Tower Pemancar tak Ber-IMB
Untuk mencegah banjir di daera itu, Pemerintah Kota Jakarta Barat menyediakan 31 pompa stasioner atau rumah pompa dari 98 pompa di Jakarta Barat untuk.
Selain rumah pompa, Sudin SDA Jakarta Barat juga melakukan pemasangan sheetpile atau dinding turap di sejumlah titik rawan genangan.
Kawasan rawan genang lainnya di Jakarta Barat adalah Kembangan dan Kebon Jeruk.
"Kedua kalideres karena rob juga. Ketiga itu Kembangan, lalu (keempat) Kebon Jeruk juga luapan dari Kali Sekretaris," kata dia.
Dimana Kalideras juga merupakan lokasi rawan banjir karena alasan topografinya.
Selain karena topografi yang rendah, genangan timbul saat musim hujan karena proyek normalisasi atau naturalisasi kali belum selesai. Akibatnya, air meluap dari sungai atau kali-kali yang dangkal. Kondisi seperti itu terjadi di Kali Semongol, Kali Pesanggrahan, Kali Mookevart, dan Kali Sekretaris.
Sementara itu, di wilayah Jakarta Selatan (Jaksel), pengerukan waduk Badan Penyuluham Pertanian (BPP) Poncol dilakukan guna meminimalisir banjir tahunan di kawasan Ragunan.
Walikota Kota Administrasi Jakarta Selatan Marullah Matali juga telah meninjau pengerukan waduk BPP yang terletak di Jalan Poncol, Kelurahan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan itu pada Jumat (21/9) lalu.
Walikota mengatakan, waduk seluas 6.860 meter persegi ini diperuntukan untuk embung penampung air bagi warga masyarakat di wilayah Pasar Minggu.
"Jadi ini kita upayakan lumpur ini bisa dikeruk sehingga nanti daya tampung airnya semakin banyak," katanya.
Marullah menjelaskan, pengerukan waduk ini dilakukan bukan untuk mengejar musim penghujan tiba, tetapi pengerjaan ini dilakukan secara regular.
"Kita tidak mengharapkan hujan yang menjadi musibah bagi warga," tuturnya.
Sementara, Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Selatan Holi Susanto menambahkan, pengerukan waduk ini akan dilakukan pengerukan sedalam dua hingga tiga meter.
"Ditargetkan selama tiga bulan kedepan selasai, dan saat ini lumpur yang sudah diangkut sebanyak lima truk dan dibuang ke dunping site Srengseng Sawah," ujarnya.
Dalam pengerukan ini, sambung Holi, pihaknya mengerahkan tiga unit eskavator amphibi, dan satu unit eskavator long am serta 17 unit truk.
"Waduk ini berada di lahan milik Sudin KPKP Jakarta Selatan. Pengerukan merupakan permintaan dari Sudin KPKP dan dalam upaya antisipasi penanganan genangan di wilayah sekitar waduk BPP ragunan," tuturnya.
Waduk tersebut, sambung Holi kembali, memiliki dua Inlet dan satu Outlet yang harus dibuka ditutup untuk pengerukan. Inlet dan outlet tersebut, sambungnya, mengarah langsung ke Saluran Penghubung Musyawarah.
"Area yang terdampak terhadap tinggi muka air sementara berada di wilayah RW 04 dan RW 05 Kelurahan Ragunan, sehingga warga yang berada di dua wilayah tersebut harus benar-benar menjaga lingkunganya," tandasnya. (ibl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jakarta Masih Rawan Banjir
Redaktur & Reporter : Adil