Titik Persamaan Pengakuan Kapolres Nunukan dan Bripka MN, Berakibat Mengerikan

Jumat, 29 Oktober 2021 – 08:33 WIB
Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar dinonaktifkan usai hajar anak buahnya, Brigadir Sony Limbong. Foto: Dok Humas Polda Kaltara

jpnn.com, JAKARTA - Dua aksi kekerasan yang melibatkan oknum anggota Polri menghebohkan publik, mencoreng citra Korps Bhayangkara.

Pertama, Bripka MN (38) menembak mati rekannya sesama polisi, Briptu Khairul Tamimi alias Momon (26), Senin (25/10) sore.

BACA JUGA: Cemburu, Bripka MN Menenteng Senjata Serbu, Apa Isi Chatting Istrinya dengan Briptu Khairul?

Bripka MN, polisi yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Polsek Wanasaba, Lombok Timur, menghabisi nyawa Briptu Khairul menggunakan senjata laras panjang.

Briptu Khairul, dinas di Bagian Humas Polres Lombok Timur, ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya di Desa Denggen, Selong.

BACA JUGA: Pengakuan AKBP Syaiful Anwar Setelah Memukul Brigadir Sony

Kedua, Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar menghajar anak buahnya Brigadir Sony Limbong pada 21 Oktober 2021 lalu.

Video yang memperlihatkan Syaiful Anwar melakukan tendangan dan pukulan ke arah Brigadir Sony, viral di medsos.

BACA JUGA: Reza Indragiri Mengamati Video Kapolres Nunukan Hajar Brigadir Sony, Ada yang Aneh

Amarah AKBP Syaiful, yang belakangan dinonaktifkan dari jabatannya, dipicu kinerja Brigadir Sony yang mengecewakannya.

Brigadir Sony bertugas di bagian Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) Polres Nunukan. Namun, dia tidak hadir saat terjadi gangguan jaringan zoom meeting Kapolres Nunukan dengan Mabes Polri dan Polda Kaltara.

"Saat gangguan jaringan zoom meeting yang bersangkutan (Brigadir SL) tidak ada. Ditelepon tidak diangkat,” Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Utara Komisaris Budi Rachmad, Selasa (26/10).

Bripka MN yang menembak Briptu Khairul dan AKBP Syaiful yang menghajar Brigadir Sony, masing-masing sudah membuat pengakuan.


Kabid Humas Polda NTB Kombes Artanto menjelaskan bahwa Bripka MN mengaku merasa cemburu terhadap Briptu Khairul Tamimi.

"Dari keterangan pelaku, dia mengaku cemburu karena korban ini sering chatting-an dengan istri pelaku," kata Kombes Artanto.

Sementara, mantan Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar mengaku khilaf menganiaya anak buahnya, Brigadir Sony Limbong.

Kabid Humas Polda Kalimantan Utara Kombes Budi Rachmat mengatakan dia telah bertemu langsung dengan AKBP Syaiful Anwar.

"Khilaf (pengakuan AKBP Syaiful). Saya sudah bertemu. Dia bilang jengkel, jadi khilaf," kata Budi saat dihubungi, Rabu (27/10).

Titik persamaan keduanya ialah sama-sama tidak mampu mengendalikan emosi. Tidak mampu meredam amarah.

Mengutip penjelasan dr Alvin Nursalim,SpPD, sesungguhnya marah adalah respons wajar saat seseorang menghadapi situasi yang mengecewakan.

Hanya saja, tidak semua orang bisa mengendalikan emosi negatif ini dengan baik.

Dokter Alvin menyebut, salah satu gangguan kepribadian dengan gejala ledakan amarah adalah intermittent explosive disorder (IED).

Dia menjelaskan, orang dengan IED memiliki risiko untuk mengalami gangguan hubungan interpersonal alias berkaitan dengan hubungan antarpribadi.

Mereka sering dianggap oleh orang lain sebagai pemarah. Kontrol amarah yang buruk dapat menyebabkan masalah dalam hubungan dengan rekan kerja, perceraian, dan stres keluarga.

“IED juga bisa berdampak pada kehilangan pekerjaan, hukuman dari pihak sekolah, kecelakaan saat berkendara, masalah keuangan, atau masalah dengan hukum,” demikian dr Alvin, dikutip dari portal klikdokter. (sam/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler