jpnn.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan jajaran pegawai dan pejabat Kemendagri atas bahaya penularan coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang belum selesai.
Dia pun meminta para pegawai dan pejabat Kemendagri untuk berhati-hati selama bekerja di kantor.
BACA JUGA: Hasil Survei: Tito Karnavian Menteri Paling Responsif di Era Pandemi
Hal itu demi mencegah klaster baru penularan COVID-19.
Tito mengungkapkan itu saat memberikan kata sambutan dalam pelantikan Pejabat Pimpinan Tertinggi Madya Eselon I Kemendagri di ruang Sasana Bhakti Praja (SBP), Kompleks Kemendagri, Jakarta, Senin (27/7).
BACA JUGA: Komentar 6 Menteri Soal Isu Reshuffle, Tito Karnavian Sebut Nama Allah
"Jadi, yang ingin saya sampaikan, sekarang ini sudah mulai work from office (WFO). Ini, betul-betul harus hati-hati karena beberapa kantor pemerintahan itu menjadi klaster baru," kata Tito dalam keterangan resmi Kemendagri.
Tito mengatakan, posisi duduk harus berjarak ketika para pegawai dan pejabat yang bekerja di kantor.
BACA JUGA: PNS Kerja di Rumah, Ini Level Pejabat yang Harus Masuk Kantor
Selain itu, penggunaan air conditioner (AC) bisa ditekan ketika bekerja di kantor.
Dua hal tersebut, kata dia, upaya untuk mencegah penularan COVID-19 di area kantor.
"Jika di dalam ruangan tidak perlu pakai AC. Kalau mau pakai AC sebelumnya yang lain-lain, seperti ventilasi dibuka supaya terjadi aliran udara keluar," ungkap Tito.
Lebih lanjut, Tito menuturkan, potensi penularan yang paling rawan berasal dari objek, barang atau benda yang dipegang oleh orang yang telah terjangkiti COVID-19.
Dari situ, dia meminta, para pegawai dan pejabat Kemendagri tidak mudah memegang mata atau hidung sehabis memegang benda di ruang publik dan belum mencuci tangan.
"Saya mengharapkan betul supaya Kemendagri ini tidak terjadi penularan COVID-19 atau jadi klaster baru, karena bagaimana negara akan bicara keluar tentang penanganan COVID-19 kalau kantor Kemendagri sendiri tidak bisa menjadi contoh," ujar dia. (mg10/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan