Tito Tegur Kada, Insentif Bagi Nakes di Daerah ini Segera Cair

Senin, 19 Juli 2021 – 19:14 WIB
Ilustrasi - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, MAKASSAR - Insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) di Provinsi Sulawesi Selatan akan dibayarkan dalam waktu dekat.

Kepastian mengemuka sebagaimana pernyataan Kepala Inspektorat Sulawesi Selatan Sulkaf S Latif yang menyebut hasil review insentif nakes sudah bisa dirampungkan, Senin (19/7).

BACA JUGA: Gus Halim Paparkan Strategi Kemendes PDTT Tanggulangi Kemiskinan di Masa COVID-19

"Insyaallah bisa rampung hasil reviewnya,” ujar Sulkaf dalam keterangan yang diterima Senin (19/7).

Meski demikian, Sulkaf mengakui masih ada beberapa rumah sakit yang data pendukungnya belum lengkap.

BACA JUGA: Gus Halim Targetkan KPM BLT Dana Desa 8 Juta Keluarga

Misalnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ichsan Mustari sebelumnya menyatakan pembayaran insentif yang sudah diajukan pihak rumah sakit mencapai Rp 8 miliar.

BACA JUGA: Hmm.., Jadi ini Penyebab Temuan Kasus COVID-19 Terus Naik?

Rumah sakit yang telah mengajukan pencairan insentif bagi tenaga kesehatan tersebut antara lain, RSUD Sayang Rakyat, RSKD Dadi, RSUD Haji dan RSUD Labuang Baji.

Menurut Ichsan keterlambatan pengajuan disebabkan menunggu hasil verifikasi dari tim verifikator fasilitas pelayanan kesehatan dan verifikator dinas kesehatan.

“Telah kami ajukan ke Inspektorat Daerah untuk direview dan ke BKAD untuk proses selanjutnya,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sulsel Muhammad Rasyid mengatakan pihaknya sudah membayar biaya untuk program penanganan Covid-19 senilai Rp 79 miliar lebih.

Menurutnya, insentif bagi tenaga kesehatan akan segera dibayar setelah verifikasi selesai.

“Masih dalam proses, harus diverifikasi dulu oleh APIP (Aparat Pengawas Internal Pemerintah),” katanya.

Rasyid memaparkan, pembayaran insentif nakes menunggu hasil verifikasi APIP.

Verifikasi APIP sangat penting untuk mencegah adanya kesalahan dalam pembayaran.

“Setelah semua klir akan langsung dibayar. Jadi, bukan tidak mau dibayar, tetapi ada prosesnya,” kata Rasyid.

Terpisah, Direktur RSKD Dadi, dokter Arman Bausat mengaku senang mendengar kabar insentif bagi para nakes akan segera dicairkan.

Menurutnya, ada 106 nakes yang bertugas selama April 2021, sementara untuk Mei jumlah nakes bertambah menjadi 166 orang seiring bertambahnya jumlah pasien Covid-19.

Kemudian pada Juni, jumlah nakes kembali ditambah 100 orang menjadi 266 orang.

“Pemberian insentif kepada nakes bervariasi. Nilainya melihat tingkat kehadiran dan lamanya bekerja,” katanya.

Arman menyebut, dokter spesialis bisa mendapat insentif sekitar Rp 15 juta per bulan, dokter umum Rp 10 juta per bulan.

Kemudian perawat Rp 10 juta per bulan dan nakes lain Rp 5 juta per bulan.

Tenaga farmasi tidak diberi insentif dengan pertimbangan tidak kontak langsung dengan pasien Covid-19.

“Kasihan saya punya staf nakes kalau tidak segera dibayar,” katanya.

Mendagri Tito Karnavian sebelumnya menyatakan, bahwa berdasarkan hasil penyisiran anggaran dan beberapa kali rapat dengan kepala daerah, pihaknya menemukan dana Covid-19 tidak banyak terserap.

Dana tersebut untuk penanganan Covid-19 dan intensif tenaga kesehatan.

Karena itu, Tito menegaskan pihaknya sudah melayangkan teguran keras secara tertulis kepada 19 kepala daerah.

"Kami sampaikan teguran tertulis. Langkah ini, mohon maaf, cukup keras karena jarang kami keluarkan kepada 19 provinsi, dengan data-data yang kami miliki, data kuat," pungkas Tito.(gir/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler