jpnn.com - JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menilai, kondisi negara sekarang ini berada dalam tahap "Ngerubuhaken Pagere Batin" atau dalam kondisi merubuhkan pagar batin.
Pandangan dikemukakan, karena jabatan Presiden menurut kepercayaan Jawa, kata Tjahjo, merupakan sebuah wahyu.
BACA JUGA: MKD Rame-rame Mendengar Rekaman Percakapan Novanto Cs, Asli atau Rekayasa?
"Wahyu akan berbicara melalui pikiran dan batin orang yang dinaungi wahyu terlebih dahulu, sebelum orang itu menjadi Presiden," kata Tjahjo, Jumat (20/11).
Ia kemudian mencontohkan, Presiden Joko Widodo saat ini tengah melaksanakan amanah atas perintah batin wahyu. Karena beliau pemengang amanah dan penerima wahyu memimpin Indonesia, walaupun bisa saja Presiden tidak menyadarinya.
BACA JUGA: Selangkah Lagi, DPR Tetapkan 65 Daerah Otonom Baru
"Terkait DPR VS DPR, DPR VS Lembaga Pemerintahan, menteri VS menteri, adalah wujud awal bergeraknya sebuah revolusi mental. Ini akan terus berlangsung sampai dua tahun mendatang," kata Tjahjo.
Menurut Tjahjo, perwujudan konsep revolusi mental yang terjadi sekarang ini, tidak bisa dicegah. Karena konsep tersebut yang berbicara adalah wahyu.
BACA JUGA: KSPI Klaim 5 Juta Buruh Segera Gelar Aksi Mogok Nasional
"Melalui Presiden sebagai pegang amanah, akan mampu mengendalikan Nusantara. Dengan kekuatan batin beliau dan dukungan masyarakat yang paham dan memiliki keyakinan bersama, Presiden akan mampu membangun Nusantara, Indonesia Raya," ujar mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudirman tak Gentar dengan Ancaman dari Golkar
Redaktur : Tim Redaksi