TKI Keluar Masuk Hutan, Naik Perahu di Tengah Pantai

Jumat, 04 Mei 2018 – 11:36 WIB
TKI

jpnn.com, BATAM - Satreskrim Polresta Barelang, Kota Batam, mengamankan 71 tenaga kerja indonesia (TKI) ilegal di Pantai Bale-Bale, Nongsa.

Polisi juga menangkap sembilan orang yang diduga terlibat dalam pengiriman pulang para TKI itu dari Malaysia menuju Batam.

BACA JUGA: 9 Agen Ditangkap Saat Seludupkan 71 TKI Ilegal dari Malaysia

Sulaiman, salah seorang TKI, mengungkapkan bahwa kepulangannya dari Malaysia memang melalui jalur ilegal.

Karena itu, tantangan sepanjang perjalanan juga tidak mudah.

BACA JUGA: Tepergok Patroli Singapura, 101 TKI Ilegal Terjun ke Laut

Mengenakan kaus oranye berkerah, pria 38 tahun itu mengatakan, para agen TKI jalur ilegal memintanya membayar 1.350 ringgit Malaysia (RM) atau sekitar Rp 4,7 juta (kurs Rp 3.546) untuk biaya pulang ke Lombok melalui jalur gelap.

Setelah membayar, Sulaiman berangkat ke salah satu daerah yang baru dikenalnya di Malaysia.

BACA JUGA: Bareskrim Geledah Kantor Penyalur TKI Ilegal di Bekasi

''Kami ditampung dulu sehari semalam di rumah atau mes yang berada di dekat hutan. Di penampungan itu kami dimintai tambahan biaya RM 30 (Rp 106 ribu),'' kata Sulaiman.

Menurut agen yang akan mengantar pulang, mereka ditampung untuk memastikan situasi aman ketika menyusuri hutan sebelum berangkat.


Sebab, polisi Malaysia berpatroli setiap saat di hutan tersebut. Setelah dirasa cukup aman, mereka mulai masuk ke hutan menuju bibir pantai pada Rabu (2/5) sekitar pukul 17.00 WIB.

''Kami jalan keluar masuk hutan. Setelah lewat hutan, kami masuk lagi ke perkebunan sawit. Di dalam hutan kami tidak boleh menyalakan handphone dan harus ikut arahan agen yang membawa kami,'' tuturnya.

Menurut Sulaiman, jika ada polisi Malaysia yang mencium keberadaan mereka, para TKI ilegal itu terpaksa bersembunyi di dalam hutan sampai waktu tak terhingga.

Untuk makan, mereka hanya mengonsumsi perbekalan yang disiapkan sebelum berangkat.

''Di hutan itu kami berjalan sampai enam jam. Itu kami jalan malam hari. Kalau tidak bawa bekal, terpaksa nunggu sampai di Indonesia dulu baru makan,'' bebernya.

Setelah berjalan sekitar enam jam, mereka sampai dibibir pantai sekitar pukul 24.00 WIB.

Di sana para TKI ilegal menunggu speed boat yang akan membawa mereka ke Pantai Bale-Bale, Nongsa.

''Boat itu tidak jemput ke tepi. Kami jalan sampai ke tengah. Air setinggi dada. Di tengah laut itu semua berebut naik. Kami sudah takut boat itu pecah karena berdesakan,'' katanya.

Setelah semua naik boat, tekong perahu tancap gas menuju Pantai Bale-Bale, Nongsa.

Sama dengan saat mereka berangkat dari Malaysia, tekong kembali menurunkan puluhan TKI itu jauh dari bibir pantai. Mereka terpaksa mengarungi air setinggi dagu untuk sampai daratan.

''Sebelum turun kami diminta lagi uang Rp 700 ribu setiap orang. Katanya untuk uang keamanan di pantai. Tapi, saya tidak mengerti uang keamanan apa,'' katanya heran.

Jika tidak tertangkap polisi di bibir pantai itu, puluhan TKI tersebut langsung dinaikkan ke dua mobil yang sudah menunggu di bibir pantai.

Mereka kembali dibawa ke tempat penampungan di Batam sebelum diberangkatkan ke daerah asal masing-masing.

Tetapi, Sulaiman mengatakan belum mengetahui di mana dia akan ditampung di Batam.

Wakapolresta Barelang AKBP Muji Supriadi mengatakan, tekong yang membawa para TKI itu langsung kabur setelah menurunkan penumpangnya jauh dari bibir pantai.

Hingga kini, pihaknya masih memeriksa seluruh TKI ilegal tersebut dan sembilan orang yang diduga terlibat dalam pengiriman mereka.

''Kami mintai dulu keterangan semua. Setelah itu, kami melakukan gelar perkara untuk menetapkan tersangka,'' tuturnya. (gie/c4/fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bareskrim Bekuk Pria Suriah Penjual Puluhan WNI ke Sudan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler