TNI AU Mulai Menyiapkan Pilot Khusus Pesawat Tempur Rafale

Jumat, 04 Maret 2022 – 17:04 WIB
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat memberikan keterangan pers usai pelaksanaan Rapat Pimpinan TNI AU di Mabes AU Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (4/3/2022). ANTARA/HO-Dispenau

jpnn.com, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) mempersiapkan pilot-pilot khusus untuk menerbangkan pesawat tempur generasi 4,5 Dassault Rafale. Hal itu dilakukan setelah Indonesia memutuskan membeli pesawat tempur tersebut dari Prancis. 

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyatakan pihaknya menyiapkan beberapa penerbang, meskipun belum menentukan berapa jumlah yang disiapkan. 

BACA JUGA: Soal Pembelian Jet Rafale, Ini Kata Muhammad Iqbal 

"Kami menyiapkan beberapa penerbang, tetapi kami belum tentukan jumlahnya, tetapi secara kriteria sudah kami siapkan dan yang eligible (memenuhi syarat) untuk bisa berangkat," kata Marsekal Fadjar seusai Rapat Pimpinan TNI AU Tahun 2022 di Markas Besar AU Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (4/3). 

Dia menjelaskan para penerbang pesawat tempur itu akan mendapatkan pelatihan di Prancis dan Indonesia, sebelum ditempatkan di skuadron yang sudah ada.

BACA JUGA: RI Borong Pesawat Tempur Rafale, Sukamta Menyoroti Penguatan Industri Pertahanan Nasional

Namun, Marsekal Fadjar menambahkan, penempatan baru untuk satuan jet tersebut tidak mudah karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi. 

"Karena menempatkan satuan udara cukup kompleks. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, kecuali ke depan kami mendapat perintah menggelar di mana kami akan siap," katanya.

BACA JUGA: Pemerintah Pengin Beli Pesawat Tempur Pakai Skema Utang, DPR Bilang Begini

Seperti diketahui, Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah menandatangani kontrak kerja sama pembelian enam pesawat tempur generasi 4,5 Dassault Rafale buatan Prancis.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan hal itu seusai menerima kunjungan kehormatan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis Florence Parly di Kantor Kemhan Jakarta, Kamis (10/2).

Menurut Prabowo, Indonesia akan membeli alat utama sistem senjata (alutsista) cukup signifikan untuk multirole combat aircraft dengan mengakuisisi 42 Pesawat Rafale. “Kami mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat," kata Prabowo.

Selanjutnya, kata Prabowo, akan disusul dengan kontrak 36 pesawat lagi dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator yang dibutuhkan.

Selain pembelian pesawat, terdapat juga penandatanganan nota kesepahaman antara Dassault dengan PT Dirgantara Indonesia, yang menyepakati pemeliharaan dan perbaikan pesawat Prancis di Indonesia.

Rafale merupakan pesawat tempur segala peran atau omnirole yang dioperasikan Prancis sejak 2004. 

Hingga 2018, Prancis mengoperasikan sedikitnya 132 pesawat Rafale untuk AU dan 48 unit untuk Angkatan Laut negaranya.

Beberapa negara lain juga tertarik menggunakan Rafale sebagai pesawat tempur mereka, antara lain Mesir memiliki 24 unit, Qatar sebanyak 36 unit, dan India sejumlah 36 unit. 

Pesawat tersebut juga rutin diikutkan dalam latihan multinasional seperti Red Flag, ATLC, Tiger Meet, Maple Flag, Arctic Challenge, Pitch Black, dan Bold Quest.

Dengan rentang sayap 10,9 meter, panjang 15,3 meter, dan tinggi 5,3 meter, Rafale menggunakan mesin ganda turbofan berkode M88, yang diklaim mampu menembus kecepatan maksimal 1.389 km per jam dengan ketinggian operasi 50.000 kaki. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler