jpnn.com - PALEMBANG - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di Sumatera Selatan (Sumsel) terus bersinergi untuk menjaga situasi kondusif demi mewujudkan pemilihan kepala daerah (pilkada) yang aman dan damai di wilayah tersebut.
Kepala Kepolisian Daerah Sumsel Inspektur Jenderal Andi Rian Djajadi mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga keamanan dan kedamaian selama Pilkada Serentak 2024.
BACA JUGA: Sahroni Setuju KPK-Kemendagri Setop Sementara Bansos Sampai Pilkada Selesai
Jenderal bintang dua itu mengatakan dalam mengantisipasi potensi gangguan, pihaknya sudah mengidentifikasi beberapa daerah yang rawan konflik di Sumsel.
"Pengamanan akan diperketat di beberapa titik penting, termasuk menempatkan personel Brimob di tingkat PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) yang dianggap krusial," ungkap Irjen Andi Rian, Jumat (15/11).
BACA JUGA: BPK Diminta Audit Dana Hibah Pemilu dan Pilkada 2024
Andi juga mengajak semua pihak, termasuk masyarakat dan pemangku kepentingan, bekerja sama menciptakan suasana kondusif selama pilkada berlangsung.
"Tentu kami tidak hanya berkutat di tahapan yang sudah ada. Polda Sumsel harus mengawal dan memastikan bahwa tahapan pilkada berjalan lancar sampai pelantikan kepala daerah terpilih," ungkap Andi.
BACA JUGA: Perihal Kepala Daerah Sudah Dua Periode Maju di Pilkada 2024, Pakar Hukum Merespons, Tegas!
Isu netralitas, baik dari penyelenggara hingga pengawas pemilu termasuk ASN, yang saat ini ramai terjadi di berbagai daerah juga menjadi perhatian polisi. Sebab, isu tersebut masuk dalam kategori kerawanan pilkada. Oleh karena itu, Irjen Andi Rian meminta seluruh stakeholder terkait dapat menjaga netralitas di masing-masing instansi.
"Selesai pemilihan ini juga akan muncul gugatan-gugatan, bisa MK (Mahkamah Konstitusi) dan sebagainya. Ini belajar dari peristiwa sebelumnya untuk menjadikan kita harus bisa memaksimalkan dan mengoptimalkan pengawalan dari proses kepala daerah di Sumsel," kata Andi.
Lebih lanjut Polda Sumsel juga me-monitoring dugaan kampanye hitam yang berseliweran di media sosial (medsos). Jenderal bintang dua itu menyatakan tak akan segan mengambil langkah tegas bagi oknum yang menyebar kampanye hitam dan menimbulkan kericuhan.
"Kampanye hitam di medsos cukup ramai. Kami mengamati dan melihat mana substansinya (potensi terjadi kericuhan). Saya sudah arahkan jajaran cek dan ricek peristiwa tersebut yang menjadi pemberitaan di medsos," kata Andi.
Sementara, Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia Naudi Nurdikan menyatakan bahwa TNI siap mendukung Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Sumsel, terutama di daerah rawan.
Dengan pendekatan sinergis ini, termasuk koordinasi kedua institusi, menunjukkan kesiapan mencegah dan menangani potensi konflik yang akan muncul dalam Pilkada Sumsel.
Sebab, proses demokrasi ini diharapkan oleh semua pihak dapat berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berintegritas.
"Tanggung jawab menjaga stabilitas keamanan tidak hanya terletak pada aparat keamanan, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Situasi apa pun harus dihadapi dengan persiapan secara maksimal, untuk memastikan kelancaran dan keamanan proses demokrasi tersebut," kata Naudi. (mcr35/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cuci Hati