TNI-Polri Rutinkan Latgab Antiteror

Undang Negara Lain Ikut Latihan

Senin, 22 Desember 2008 – 01:20 WIB
SANTAI - Satu keluarga wisatawan manca negara dengan santai melintasi sekumpulan pasukan Gultor, Raider pada simulasi penanggulangan teroris di hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (21/12) Foto : Miftahuddin/Radar Bali/JPNN
JAKARTA – Seluruh rangkaian latihan gabungan (latgab) antiteror yang melibatkan TNI dan Polri resmi berakhir pada hari ini (22/12)Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso akan memimpin upacara penutupan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur

BACA JUGA: Hanura Yakin Sodok Tiga Besar

Sebelum acara penutupan, Minggu (21/12) dihelat latgab besar-besaran di Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, dan beberapa kota besar lainnya.

Di ibu kota, latihan dipusatkan di lima titik
Di Hotel Sultan, Hotel Borobudur, Pangkalan Halim Perdanakusumah, Teluk Jakarta, dan Bursa Efek Jakarta (BEI)

BACA JUGA: Menakertrans Bantah Laporan Irjen Depkeu

Skenario yang ditampilkan juga beragam
Di Halim, pasukan Detasemen Bravo Paskhas TNI-AU disimulasikan menyelamatkan presiden yang disandera

BACA JUGA: Rendra Si Burung Merak Mantu



Di Hotel Borobudur, satuan elite Penanggulangan Teror (gultor) Kopassus dalam waktu setengah jam berhasil mengevakuasi seluruh tamu hotel dari penyanderaan terorisSedangkan di Hotel Sultan, seolah-olah ada tamu negara yang diculik dan disekap teroris

Pasukan Denjaka TNI-AL berlatih melawan teroris yang menyerang kapal tankerLatihan di Teluk Jakarta itu dilihat langsung Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Tedjo Edy Purdijatno.

Latihan di Hotel Borobudur ditinjau Menko Polhukam Widodo A.S’’Secara umum, semua berjalan baik,’’ kata mantan panglima TNI ituWidodo juga memuji prajurit Gultor Kopassus yang cekatan dalam melakukan simulasi’’Dengan kecepatan seperti ini, kualitasnya layak disejajarkan dengan pasukan (negara) lain,’’ katanya.

Latgab antiteror yang dimulai sejak 19 Desember lalu itu akan dirutinkan’’Memang, idealnya setiap tahunJadi, kemampuannya selalu teruji dan berkembang,’’ katanya.

Karena tipologi tiap satuan antiteror berbeda, Widodo menilai perlu ada pembagian porsi ancaman yang tegas’’Jadi, memang perlu ada kekhususanSaya lihat di beberapa kota sudah berjalan,’’ katanya.

Aksi teror di laut, misalnya, diserahkan kepada Detasemen Jala Mangkara yang memang ahli antisabotase perairanJika terjadi kondisi darurat di hotel atau ruang tertutup, satuan Raider Kostrad, Densus 88 Polri, dan Gultor Kopassus lebih cocokSedangkan dalam kondisi penyanderaan dalam pesawat udara, Detasemen Bravo Pasukan Khas TNI-AU lebih tepat’’Tentu, tetap berkoordinasi antarsatuan,’’ katanya

TNI dan Polri juga akan mengundang negara lain untuk berpartisipasi dalam latihan-latihan berikutnya’’Kami sangat terbuka bagi negara mana pun,’’ ujarnyaKerja sama itu dapat dilakukan dalam bentuk teknis intelijen, latihan bersama, maupun berbagi informasi. (rdl/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Enam Gubernur Terima Penghargaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler