Berita Terbaru Soal Bencana Longsor di Toba Samosir

Kamis, 13 Desember 2018 – 21:26 WIB
Kondisi rumah warga yang terdampak longsor di Tobasa. Foto : istimewa for pojoksatu

jpnn.com, TOBASA - Bencana longsor terjadi di desa Halado, Kecamatan Puntu Poha Meranti, Tobasa (Toba Samosir), Sumut, Kamis (13/12) dini hari.

Akibat kejadian itu, delapan orang tewas dan dua lagi dinyatakan hilang.

BACA JUGA: Sembilan Jam Lumpuh, Ruas Jalan Padang-Solok Normal Kembali

“Longsor menimbun 4 rumah dengan 12 orang warga di dalam rumah saat masih tidur. Sebanyak 2 orang masih dalam pencarian dan 2 orang selamat dalam kondisi luka-luka. Korban dibawa ke rumah sakit terdekat,” ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purno Nugroho, Kamis petang.

Hujan terus menerus yang berlangsung sejak Minggu hingga Kamis menyebabkan longsor di beberapa tempat. Posisi rumah berada di bawah lereng perbukitan. Material longsor di perbukitan langsung meluncur dan menimbun 4 rumah di bawahnya.

Dijelaskannya bencana longsor terus terjadi memasuki musim penghujan periode ini. Frekuensi longsor terus meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan.

BACA JUGA: Rumah Tertimbun Longsor, Sekeluarga Selamat Berkat Putri

Jutaan masyarakat terpapar dari ancaman longsor dengan kemampuan mitigasi bencana yang masih minim. Akibatnya longsor sering menelan korban jiwa.

Sementara itu, Tim SAR gabungan dari BPBD Toba Samosir bersama dengan TNI, Polri, Basarnas, SKPD, relawan dari PT Inalum, PT Jasa Tirta, PT Badjra Daya, PT TPL, relawan lain dan masyarakat terus melakukan pencarian dan evakuasi korban.

BACA JUGA: Pengendara Sepeda Motor Tewas Tertimpa Longsor di Simalungun

Bupati dan Wakil Bupati Tobasa telah meninjau ke lokasi bencana. 5 unit alat berat dikerahkan untuk membantu proses pencarian dan evakuasi korban longsor.

Longsor terus terjadi cukup merata di beberapa wilayah di Indonesia. Tercatat sudah terjadi 430 kejadian bencana longsor di Indonesia sejak 1/1/2018 hingga 13/12/2018. Dampak yang ditimbulkan 129 orang meninggal dan hilang, 115 orang luka-luka, 37.933 orang mengungsi dan terdampak, dan 1.948 rumah rusak.

Diperkirakan bencana longsor akan terus meningkat seiring meningkatkan curah hujan. Puncak hujan periode ini sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Januari-Februari 2019 mendatang.

Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada. Prediksi daerah rawan longsor bulanan di seluruh Indonesia dapat dilihat pada website PVMBG, bahkan hingga tingkat kecamatan dengan tingkat bahayanya dari rendah, sedang dan tinggi. BPBD, aparat lain dan masyarakat dapat menggunakan peta tersebut sebagai rujukan untuk meningkatkan sosialisasi dan kewaspadaannya.

Mitigasi bencana longsor, baik struktural dan non struktural masih perlu ditingkatkan. Sistem peringatan dini longsor masih sangat terbatas jumlahnya. Hanya sekitar 300-400 unit yang ada di daerah rawan longsor, sementara kebutuhannya lebih dari ratusan ribu unit.

Terbatasnya anggaran baik APBN dan APBD menyebabkan belum semua daerah rawan longsor memiliki peringatan dini longsor. Peran dunia usaha dan BUMN/BUMD juga masih sangat minim membantu pengadaaan alat ini di daerah operasinya. Begitu juga sosialisasi masyarakat mengenai antisipasi longsor juga masih perlu terus ditingkatkan. (fir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akibat Longsor, Rumah Suharto Hanya Tersisa Ruang Tamu


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler