jpnn.com - Perayaan Natal bersama keluarga besar Polri Garnizun Kupang, berlangsung meriah dan khidmat di Restoran Grand Mutiara, Rabu (20/1). Banyak pesan yang disampaikan para rohaniwan.
OBED GERIMU, Kupang – Timor Express (Grup JPNN)
BACA JUGA: Brigadir Mustakim Puasa, Putra Malut yang Menjadi Anggota Pasukan Perdamaian PBB
Acara Natal bersama dihadiri Kapolda NTT, Brigjen Pol E. Widyo Sunaryo yang baru saja bertugas di NTT. Tampak hadir Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, Wagub, Benny Litelnoni, Wakapolda, Kombes Pol Sumartono Jochanan, Ketua Bhayangkari Polda NTT, Ny. Theresia Dewi Pratiwi, dan unsur Forkopimda Provinsi NTT dan Kota Kupang.
Turut hadir, Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Ketua MUI, Abdul Kadir Makarim dan Ketua PHDI NTT, Putra Kusuma.
BACA JUGA: Kisah Pak Sudirman, Satu-satunya Guru di Sebuah SD
Natal yang ditandai dengan penyalaan lilin secara bersama itu, mengusung tema, “Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah,” dengan sub tema; Hidup bersama sebagai keluarga Allah memotivasi profesionalisme Polri dan penggerak revolusi mental.
Pdt. Boy Takoy, STh, dalam khotbahnya, mengatakan manusia bukan pemilik bumi, tapi menumpang di bumi milik Allah, sehingga wajib rukun, damai dalam kesederhanaan.
BACA JUGA: Hujan Kritik dan Banjir Kekesalan Warnai Rontoknya 26 Perkara Pilkada di MK
“Kita wajib menyadari bahwa kita berasal dari keluarga Allah,” kata Boy Takoy.
Takoy lanjutkan, perbedaan pandangan sering menyebabkan gesekan sehingga hubungan antar sesama keluarga Allah menjadi kurang harmonis.
“Ada tindakan terorisme dan ada upaya menghabisi kelompok tertentu, padahal kita menyadari tidak ada satu agama pun yang mengajarkan tindakan kekerasan. Relasi manusia menjadi rusak dan radikalisme yang mengancam keutuhan," sebut Takoy.
Masih menurut Takoy, injil mengatakan hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati dan hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaan dalam hati kamu.
Pesan Kitab Suci ini, ujar Takoy, memotivasi kita agar bisa melaksanakan tugas dan tanggungjawab secara baik dan benar.
“Perlu pertobatan dari semua pihak, dengan perbaikan perubahan mental spritual," imbuhnya.
Takoy lanjutkan, setelah merayakan natal maka yang harus dilakukan adalah pertobatan. Dan jika terjadi pertobatan, maka akan ada profesionalisme.
“Perayaan natal akan usai, tetapi makna dan pesan Natal akan terus memotivasi untuk meningkatkan kebersamaan sebagai orang serumah dari keluarga Allah. Dan PGI dan KWI menyerukan agar tahun 2016 menjadi tahun pertobatan,” tutup Takoy.
Kapolda NTT, Brigjen Pol E. Widyo Sunaryo dalam sambutanya, mengatakan anggota Polri harus menjadi contoh yang baik dalam bersikap dan berperilaku di lingkungan keluarga dan tempat kerja, serta selalu Melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi.
“Agama jangan jadi alat pemecah. Kehadiran agama mengajarkan damai dan saling tolong-menolong. Toleransi bisa dibangun dengan baik. Umat Kristen di NTT harus menjadi pelopor kesatuan bangsa yang hidup dalam kemajemukan melalui peran keluarga dengan menciptakan suasana kondusif,” ujar Kapolda.
Kapolda berharap seluruh umat kristiani di Polda NTT menjadi pelopor perdamaian dan menciptakan situasi yang kondusif, dan lebih bijaksana dalam bersikap dan berperilaku sebagai penegak hukum. Seluruh jajarannya juga diminta menempatkan masyarakat sebagai mitra.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, dalam sambutannya, mengatakan natal selalu membawa pesan damai, karena Allah beserta kita. Untuk itu, semua manusia diminta untuk selama damai, dan hendaknya damai selalu dihadirkan di hati kita masing-masing.
“Kalau damai tercipta di hati kita masing-masing, saya percaya, Dia akan tinggal di hati kita," kata Gubernur.
Menurutnya, suasana natal di semua tempat, selalu mempersatukan dan mendamaikan yang berselisih dan tercerai berai.(*/sam/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Honorer K2 Serukan Jihad, Pak Menteri...Sakitnya Tuh di Sini
Redaktur : Tim Redaksi