Tokoh PDIP Sebut Ibu Sudah Linglung

Senin, 18 Januari 2010 – 08:23 WIB
TABANAN - LANGKAH kontroversi Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri mengeluarkan rekomendasi jilid II membuat Tabanan membaraProtes atas kebijakan Mega atau yang biasa dipanggil Ibu oleh para kadernya tersebut terus mengalir

BACA JUGA: Warga Marah, Bakar Foto Megawati

Termasuk para "Banteng Sepuh" yang menuding jika Megawati selaku ketua umum sudah linglung
Lantaran rekomendasinya memicu rusuh di Tabanan

BACA JUGA: Bukan Jaman Batu, Stop Adat Perang

Bahkan, Mega dianggap menyiram api dengan bensin, hingga memicu bakar-bakaran di Tabanan.

Anggota Dewan Pertimbangan Daerah (Deperda) DPD PDIP Bali IB Suryatmaja mengatakan, sangat fatal rekomendasi kedua yang dikeluarkan Megawati
Bahkan, sangat janggal dan aneh, tanpa ada penjelasan lebih detail menyangkut kondisi rekomendasi jilid II ini

BACA JUGA: Petilasan Angling Darmo Dibangun

Termasuk sangat diragukan jika Megawati paham atas masalah, sebagai orang yang sangat dekat dengan Bali.

"Saya malah bingung, apakah benar Megawati sudah mengerti masalah di TabananKok bisa mengeluarkan keputusan paket baruPaket Sukaja-Eka, malah jadi Eka-Sanjaya," sebut "Banteng Sepuh" asal Badung, ini Minggu (17/1) kemarin.

Mantan ketua DPRD Badung dan wakil ketua DPRD Bali ini mengatakan, salah besar turun rekomendasi yang mendepak SukajaPadahal sama sekali tidak ada kejelasan kesalahan Sukaja menyangkut disiplin kepartaian atau kesalahan lainnyaPria asal Sempidi ini mengatakan jika merunut turunnya rekomendasi malah Sukaja menerimaYang justru bersikap tak dewasa adalah Eka Wiryastuti.

Bahkan, Korwil DPP PDIP Bali-NTB-NTT Sony Keraf, Sekjen DPP PDIP Pramono Anung menyebut anak Adi Wiryatama itu mbalelo"Dalam SK sebelumnya juga poinnya sama, bagi yang tidak mengindahkan atau tunduk terhadap SK juga dikenai sanksi tegas partaiTapi, kok bisa, Eka yang sudah disebut mbalelo oleh Pramono dan Sony Keraf yang mestinya dapat sanksi tegas, malah dapat hadiah rekomendasi baru," sebut Suryatmaja.

Dengan kondisi ini, jelas masyarakat akan menilai tidak profesionalnya Megawati memimpin partaiBahkan, sudah sangat fatalKarena orang yang selama ini konsisten dan terkenal lurus tidak bisa dibelokkan, hingga oleh suaminya, Taufiq Kiemas, malah bisa dipengaruhi untuk menurunkan rekomendasi yang menghakimi Sukaja tanpa kesalahan apa punKondisi ini menunjukkan jika Mega sudah linglung dan pikun.

"Saya lihat Mega sudah linglung, sudah pikunHingga akhirnya rekomendasinya yang selama ini haram diubah, malah diubah untuk TabananDan, pilihannya aneh, yang dituding mbalelo malah diberikan calon bupati," tuding pria yang vokal semasa aktif di DPRD Bali ini.

Apa dampak rekomendasi jilid II untuk Tabanan? Suryatmaja mengatakan sangat fatalPertama jelas sudah menimbulkan bakar-bakaran"Saya dengar sudah ada yang bakar-bakaranIni dampak langsung yang harus dipertanggungjawabkan oleh DPD PDIP dan DPP termasuk MegaJangan malah DPD ngaku nggak tahu, padahal Adenan yang ngambil rekomendasi," sebut Suryatmaja.

Kemudian dampak lainnya sudah menghancurkan PDIP secara umumLantaran kebijakan ini membuat ketidakpercayaan kader partai pada seorang MegawatiBahkan, bisa dikatakan, karakter partai terbunuh oleh ketua umumnya sendiriMasalah kecil dari ketidakpuasan Eka, yang menimbulkan api kecilBukan api kecil itu dipadamkan, malah disiram dengan bensin oleh Mega.

"Sukaja bagian kecil yang terbunuh karakternya oleh kebijakan iniNamun yang lebih besar, keputusan ini sudah membunuh karakter partai PDI Perjuangan sendiri oleh ketua umumnya sendiriBahkan, bisa dikatakan mau mematikan api, malah Megawati menyiram api di Tabanan dengan bensin," imbuhnya, sembari mengatakan di lain tempat akan menimbulkan protes juga termasuk di Badung oleh Nariana.

Bahkan, Suryatmaja memprediksi, dengan kondisi ini, bisa membuat perjuangan untuk memenangkan paket Eka - Jaya akan sangat sulit di Tabanan"Malah bisa kalahDan, rekomendasi jilid II ini tak bisa menyelamatkan di Tabanan dari panasKarena nasi sudah jadi buburBahkan, munculnya rekomendasi jilid III tetap akan panas," sebutnya.

Kekecewaan juga muncul dari Ketua Deperda DPD PDIP Bali IB Wesnawa"Banteng Sepuh" asal Gianyar ini memastikan jika langkah DPP keliru dalam urusan di Tabanan iniMantan ketua DPRD Bali ini mengatakan jika keputusan DPP PDIP membuat citra PDIP tercorengLantaran sangat kelihatan sebuah kebijakan dikeluarkan tanpa kajian yang pasti.

"Mestinya setelah keluar, sudah tak bisa diganggu gugatBukan malah direvisi, bahkan mesti dipahami lantaran selembar SK bisa mengganggu kondusifnya sebuah daerah seperti di Tabanan saat iniMestinya dikaji dulu secara matang," harap pria yang akrab disapa Pak Wes ini.

Dengan kondisi ini, Pak Wes mengharapkan semua pihak mesti segera mengambil langkah menurunkan tensi politik di Tabanan"Jangan ikut terpancingKebijakan yang tak matang dari pusat, mesti disikapi lebih dewasa di Bali dan Tabanan khususnyaMari berpikir untuk menjaga Tabanan, agar tak rusak," harap Pak Wes bijak.

Terus apa sikap DPD atas bakar-bakaran di Tabanan? Dikonfirmasikan ke Ketua DPD PDIP Cok Rat dan Sekretris DPD PDIP Nyoman Partha HP-nya tidak aktifNamun, menurut penjelasan Wakil Ketua DPD PDIP Bidang Infokom Adenan dua pengurus ini ke JakartaAda kemungkinan mau mendatangi Ketua Umum PDIP Megawati"Saya belum bisa pastikan, jika Cok Rat dan Nyoman Partha murni untuk bertemu Ibu (Mega)Yang pasti ada kemungkinan ada urusan DPRD Bali dan bisa sekaligus menghadap ke IbuDan, jam 09.00 pagi tadi (kemarin) berangkat ke Jakarta," sebut Adenan.

Bagaimana sikap DPD dengan kondisi Tabanan? Adenan mengatakan jelas semua kader sedih atas rekomendasi jilid IIApalagi sampai ada kader yang teraniaya dengan rekomendasi tersebut"Saya juga sedih, bahkan menangisNamun mesti tetap tunduk atas keputusan partaiDan, semua pihak mesti dewasa menyikapi realitas politikMungkin Ibu (Mega) ada alasan lain menyangkut rekomendasi ini yang tak bisa disampaikan ke publik," jawab AdenanUniknya dia mengaku sedih, padahal Adenan sendiri yang jemput rekomendasi jilid II yang membuat Tabanan bakar-bakaran(art/aj)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Limbah Pura Genangi Persawahan


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler