jpnn.com - JAKARTA - Penolakan Serikat Pekerja Bank Tabungan Negara (SP-BTN) terhadap rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri, menuai kecaman.
Penolakan tersebut dinilai selain bernuansa politis, juga didasari atas ketidakpahaman SP BTN tentang persoalan yang mendasari perlunya dilakukan akuisisi.
BACA JUGA: SBY Tugasi Menhub Pangkas Dwelling Time di Tanjung Priok
Ketua Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Saburmusi) Jakarta, Ramadhan Isa, mengatakan penolakan tersebut sudah kebablasan dan merugikan kepentingan nasional.
"Sikap penolakan ini jelas dilandasi ketidakpahaman akan pentingnya menyelamatkan BTN menjadi bank yang perform," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (8/5).
BACA JUGA: Pertamina Kucurkan Hibah bagi Peneliti Berbasis Masyarakat
Pria yang akrab disapa Dhani ini menyebutkan, sudah menjadi tugas tugas Dahlan Iskan selaku Menteri Negara BUMN untuk mengonsolidasi BUMN agar siap menghadapi MEA 2015.
"Tuduhan insider trading terhadap Dahlan untuk menggoreng saham BTN amat menggelikan," ujarnya sambil tertawa.
BACA JUGA: Pupuk Bersubsidi Langka, Ini Penjelasan Dahlan Iskan
Menurut dia, teguran OJK terhadap BTN karena tingkat NPL yang tinggi seharusnya membuka mata pemerintah betapa pentingnya menyehatkan BTN dan menyerahkannya ke BUMN yang lebih sehat.
Karena itu, Dhani mengecam sikap pemerintah yang mengambil jalan kompromi, bahkan ‘tunduk’ dengan desakan SP BTN. Ketakutan tersebut dinilai tidak berdasar dan menunjukkan kemalasan berpikir jernih untuk konsolidasi perbankan nasional.
Ketua Forum Pengusaha Muda Nahdlatul Ulama (FPMNU) M Faizin, menilai sikap akomodatif pemerintah terhadap tuntutan SP BTN menimbulkan kesan pemerintah ‘tersandera’. Dia khawatir, jika dibiarkan, kondisi ini justru akan membuat pemerintahan mendatang tidak memiliki daya tawar untuk mengonsolidasi BUMN.
"Kondisi akomodatif akan berdampak negatif bagi pemerintahan mendatang, karena langkah SP BTN akan ditiru oleh karyawan BUMN-BUMN lain, ketika pemerintah berencana mengonsolidasi atau memperkuat BUMN di sektor perkebunan, farmasi, maupun pelabuhan," sebutnya.
Faiz membandingkan sikap keras kepala SP BTN dengan sikap karyawan bank-bank lain seperti Bank Danamon, Bank BII, Permata, dan bank lainnya, yang ketika diakuisisi oleh investor lain sekalipun, tidak protes.
“Bahkan, karyawan Bank Lippo ketika pemiliknya memutuskan memergerkan dengan Niaga, tidak ada protes seorang pun,” tandasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akuisisi BTN Ditunda, Kepercayaan Investor Anjlok
Redaktur : Tim Redaksi