Tolak Berhubungan, Celurit dan Parang Melayang

Jumat, 27 Februari 2015 – 05:45 WIB
Ibu kandung DV, SP menceritakan kebejatan suaminya selama ini. Foto: Apriyanto/Balikpapan Pos/JPNN

jpnn.com - BALIKPAPAN -  Hijaunya hamparan perkebunan warga di RT 22 Km 14 Kelurahan Karang Joang Balikpapan Utara ternyata tak seindah dengan ceritanya belakangan ini. Skandal sang ayah bejat, Johny Ratte terhadap anak tirinya, DV (20), tertutup rapi selama 9 tahun akibat jauh dari pemukiman lain.

Di tempat inilah pelaku menjalani hidup sejak menikah di tahun 1998 dengan SP (39) yang lebih dulu punya anak perempuan, DV yang saat itu baru berusia 4 tahun. Delapan tahun kemudian, pernikahan itu berubah menjadi penderitaan. DV yang memasuki usia remaja bersama ibunya SP kerap menerima perlakuan kasar dari sang ayah.

BACA JUGA: Anaknya Tewas Dibakar Massa, Sang Ibu: Mau Nuntut Siapa!

“Saya ini sering dipukul sampai gigi saya ini rontok, sering dilempar parang dan dilempar arit,” kisah SP sambil meneteskan air mata.

Di usia tersebut DV pertama kali disetubuhi Johny. SP sedang pergi ke pasar waktu itu untuk berjualan hasil kebun dari tanah milik orang yang digarapnya. DV dipaksa melayani nafsu bejat ayahnya di hutan sekitar 40 meter dari rumahnya.

BACA JUGA: Dijanjikan Kulkas, Gadis Cantik Ini Mengiyakan Digarap Ayah Tirinya

“Saat itu aku masih kecil, jadi takut untuk menolak,” beber DV.

Johny cukup pandai menyimpan kelakuan tak bermoralnya  itu dari sang istri hingga dua tahun lamanya. DV diancam akan dipukuli jika sampai bisa diketahui SP atau orang lain. DV hanya bisa pasrah, saat dia menolak untuk melakukan hubungan intim pukulan melayang ke wajah. Selain itu adik-adiknya juga menjadi sasaran amukan ayah bejat ini.

BACA JUGA: Aneh, Sang Suami Perbolehkan Istrinya Diperkosa

“Luka di kepala, tangan dan kaki karena dipukul bapak. Sering nolak, malah adik-adik yang dipukul dan dibanting ke dinding, saya dipaksa, mama tidak tahu saat itu,” papar DV sambil menggendong anak ketiga dari hasil hubungan dengan ayah tirinya.

Sepandai-pandainya tupai melompat, maka akan jatuh juga. DV hamil, SP akhirnya tahu karena usia kehamilannya sudah mencapai 8 bulan. DV ditanya SP siapa yang menghamilinya. DV pun mengaku, jika itu perbuatan sang ayah, Johny.

“Saat itu saya mau mengadu, tapi saya pikir siapa yang kasih makan anak-anak saya, karena anak-anak saya saat itu masih kecil. Saya pikir dia bisa bertobat dengan kejadian saat itu tapi malah sebaliknya,” lirih SP.

Hari demi hari bukannya bertobat kelakuan Johny makin bertambah parah, dalam seminggu Johny menyetubuhi DV sebanyak dua hingga tiga kali. Itu dilakukan di siang hari, saat SP sedang tidak berada di rumah.

“Saya selalu nurutin, kalau tidak saya turutin pasti hancur saya dipukuli di rumah,” kata DV yang hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 3 SD.

Tidak sampai di situ Johny juga cemburu saat melihat DV ngobrol dengan seorang temannya yang datang bermain ke rumahnya.

“Pernah itu saya dilihat ngobrol sama teman saya cowok, saya pulang langsung dipukuli bapak,” ucapnya.

Selaku ibu kandung DV, SP tak kuasa melihat kebiadaban suaminya yang semakin menjadi-jadi. SP sempat mencoba menasehati suaminya untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi, malah SP terkena pukulan dari Johny.

“Saya mau ngadu sama orang tua saya, seakan-akan mau dipermainkan seperti ini jadi saya akhirnya pasrah dan berdoa semoga Tuhan membalasnya,” harap SP saat itu.

Rumah yang ditempati pun sudah tidak layak lagi, bangunan yang terbuat dari kayu yang mulai jabuk, dengan tidur hanya beralaskan tikar tanpa penerangan listrik. Kehidupan SP dan keluarganya semakin penuh penderitaan.

“Saya pernah bertengkar sama dia, saya dilempar arit untung saja kena pintu kalau tidak bisa putus leher saya, saya takut mengadu sama orang lain. Karena takut anak saya yang jadi sasarannya. Pernah juga saya pulang dari pasar lebih awal pas saya naik langsung ditendang pas di depan pintu sampai saya terlempar ke bawah,” ungkapnya.

Kepada warga, Johny mengaku anak kecil di rumahnya itu adalah anak keluarga yang dititipkan. Setelah 9 tahun, kabar ini diketahui kepolisian.
Senin (23/2) sebanyak enam orang anggota kepolisian dari Direktorat Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Kaltim mendatangi rumah Johny. Tersangka ditangkap saat masuk ke dalam rumah.   

“Ternyata kemarin ada polisi datang dan saya anggap ini yang ditunjukkan sama yang maha kuasa. Ini jalan buat kami untuk mengamankan keluarga kami jadi saya pasrah sudah, ini demi kebaikan anak-anak saya sendiri. Saya takut anak-anak yang lain lagi digitukan lagi sama dia, saya, ya, apa adanya saya terima, setelah ini saya ingin hidup mandiri saja. Saya tidak mau lagi kembali sama dia,” pungkasnya. (apriyanto/balikpapanpos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kirim Sabu Gunakan Patung Kodok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler