jpnn.com, JAKARTA - Partai Buruh, Serikat Petani Indonesia (SPI) dan organisasi kelas pekerja lainnya menggelar demo menolak impor beras di Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional, Jumat (19/1).
Adapun tema besar aksi ini yaitu 'Kedaulatan Pangan untuk Indonesia Bebas Impor Beras'.
BACA JUGA: Kementan Mengajak Petani & Penyuluh Kenali Pupuk Asli dan Palsu
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menjelaskan bahwa keputusan impor beras diambil secara sepihak tanpa konsultasi dengan petani.
"Pemerintah mengabaikan nasib petani padi karena impor beras pasti berdampak langsung kepada penurunan harga gabah petani di masa panen raya hingga Mei-Juni 2024," tegas Iqbal.
BACA JUGA: Bulan Ini Bulog Impor Beras Sebanyak 1 Juta Ton
Dia juga menyebutkan berdasarkan data SPI, impor beras 2024 yang mulai diwacanakan sejak tahun lalu, sudah berdampak pada harga gabah petani.
Sebelumnya gabah dihargai dalam rentang Rp 7.000-8.600 per kg, kemudian menjadi Rp.6.000-an per kg pada awal Januari 2024 ini.
BACA JUGA: Mentan Buka-bukaan soal Prediksi Impor Beras 2024, Angkanya Wow!
Iqbal menjelaskan klaim pemerintah yang menyatakan produksi beras turun tidak bisa dijadikan legitimasi impor begitu saja.
Dia meyebutkan meskipun impor dilakukan seperti yang terjadi dalam tiga tahun terakhir, harga beras ditingkat konsumen, terutama buruh dan kelas pekerja lainnya tetap tinggi, bahkan melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Sementara itu, impor pangan terkhusus beras seolah jadi keharusan meskipun produksi beras dalam negeri mencukupi. Hal ini dikarenakan aturan dalam Omnibuslaw UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja. Karena itu Partai Buruh sangat anti terhadap UU Cipta Kerja!"ujar Iqbal.(mcr8/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Kenny Kurnia Putra