Tolak Kartu Sakti Jokowi, Massa HMI Bakar Motor

Sabtu, 22 November 2014 – 15:30 WIB

jpnn.com - SUMENEP – Massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menuntut anggota DPRD maupun Pemkab Sumenep menolak tiga kartu sakti Jokowi.

Ahmad Hanafi, orator aksi mengungkapkan, pengalihan subsidi BBM dari konsumtif ke produktif yang diwujudkan dalam bentuk tiga kartu sakti Jokowi yang meliputi Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) hanyalah alibi. Termasuk, pengalihan untuk pembangunan infrastruktur.

BACA JUGA: Santap Tongkol, Ratusan Karyawan Pabrik Wig Keracunan

Menurut dia, kartu sakti Jokowi seolah mudah menyulap keterpurukan bangsa ini. Kenyataannya, kartu itu, khususnya di kabupaten ujung timur Madura masih dipertanyakan.

”Kapan masyarakat Sumenep akan menerima tiga kartu? Siapa yang berhak menerima tiga kartu? Apa tolok ukurnya? Bagaimana mekanisme penggunaannya dan pembangunan infrastruktur yang mana yang menjadi pengalihan dari subsidi BBM?,” tanya Hanafi saat menggelar demo di gedung DPRD Sumenep, kemarin (21/11).

BACA JUGA: Gagal Tangkap Bebek, Remaja Ini Malah Tewas

Dia menegaskan, keputusan Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi  menjadi kado yang tak diharapkan masyarakat.

”Putusan menaikkan BBM mencekik masyarakat kecil. Harga  kebutuhan sehari-hari melambung dan membantai usaha menengah ke bawah,” teriaknya.

BACA JUGA: Jokowi Salah Besar Andai Setop Megaproyek Jalur KA Trans-Kalimantan

Radar Sumenep (Grup JPNN.com) Minggu (22/11) merilis, dalam aksinya itu massa HMI juga melakukan teatrikal di tengah jalan. Sambil memperagakan rakyat kecil ditindas penguasa, mereka juga berorasi menyampaikan penolakan terhadap kebijakan tersebut.

Di tengah-tengah puluhan mahasiswa yang membentuk bundaran, seorang mahasiswa kemudian membakar salah satu sepeda motor yang dibawa. Pembakaran sepeda motor itu sebagai simbol kekesalan rakyat kecil yang sudah tidak mampu membeli BBM karena dinaikkan pemerintah pusat pada 18 November 2014.

Beberapa menit berorasi, Ketua DPRD Herman Dali Kusuma hadir di tengah-tengah kerumunan mahasiswa. Secara kelembagaan, dia juga menyampaikan pendapat tentang penolakan kenaikan BBM bersubsidi.

”Kami sehati dengan kalian, menolak kenaikan BBM. Apalah daya, ini kebijakan pusat,” ujar politikus PKB itu.

Dali tidak hanya menyampaikan kesamaan persepsi dengan mahasiswa. Dia juga menandatangani penolakan kenaikan BBM yang diwujudkan dengan distribusi kartu sakti Jokowi. Mahasiswa meminta tanda tangan tersebut distempel oleh ketua DPRD.

Permintaan mahasiswa pun dipenuhi ketua DPRD. Setelah puas menyampaikan aspirasi dan berhasil mengajak legislatif menolak tiga kartu sakti Jokowi, mahasiswa kemudian bubar dengan tertib.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Guntur Bumi Sujud Syukur Keluar dari Bui


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler