Tolak Kebijakan Pro-Amerika, Peternak Babi Siap Gelar Unjuk Rasa Besar-besaran

Senin, 31 Agustus 2020 – 05:45 WIB
Babi di peternakan. Ilustrasi/foto: AP

jpnn.com, TAIPEI - Partai Kuomintang memprotes kebijakan Pemimpin Taiwan Tsai Ing Wen yang akan mempermudah impor daging babi dan daging sapi dari Amerika Serikat.

Ketua Partai Kuomintang Johnny Chiang menyatakan sikap menentang saat bertemu para perwakilan industri peternakan babi di Hualien, Sabtu (29//8).

BACA JUGA: Daging Positif Demam Babi Afrika Dikonsumsi Manusia, Amankah?

Kemudahan impor tersebut mengancam peternak babi lokal dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat luas akan keamanan pangan, demikian ketua partai oposisi itu dikutip kantor berita CNA.

Pernyataan Chiang itu dikeluarkan setelah para peternak di Kabupaten Yunlin yang merupakan penghasil 30 persen babi lokal berencana akan menggelar unjuk rasa kepada pemerintah daerah setempat, Senin (31/8), untuk menentang kebijakan pemerintah pusat.

BACA JUGA: Daging Babi Dikirim dari Palembang, Dicampur Daging Sapi, Lalu Dijual di Tangerang

Sementara itu, anggota legislatif dari Kuomintang Chiang Wan'an menyarankan partainya menghormati proses tersebut.

Namun dia menekankan bahwa Kuomintang tetap menentang kebijakan tersebut karena pemerintah telah gagal menjalin komunikasi dengan publik dalam menyampaikan evaluasi kebijakan.

BACA JUGA: Makanan Berbahan Dasar Daging Babi Dilarang Masuk Wilayah Bali

Yayasan Konsumen China Taipei mendesak pemerintah bersikap transparan dan memublikasikan potensi risiko kebijakan tersebut.

Lembaga tersebut juga menanyakan apakah dana pemerintah sebesar 10 miliar dolar Taiwan (Rp 4,9 triliun) untuk subsidi industri peternakan babi lokal akan digunakan untuk membayar konsumsi masyarakat Taiwan jika mereka terkena dampak kesehatan akibat produk daging AS.

Pemerintah Taiwan berusaha meyakinkan publik tentang risiko dari kebijakan tersebut. Perdana Menteri Su Tseng Chang menyampaikan beberapa hal melalui serangkaian gambar yang diunggah di akun Facebook-nya.

Dalam salah satu grafik, PM menyebutkan bahwa impor dari AS tidak akan mengganggu produksi babi lokal karena Taiwan sudah mengimpor daging babi dari negara lain dan pangsa pasar domestik tetap di atas 90 persen.

Bagi warganya yang tidak ingin mengonsumsi daging babi AS, dia menyarankan agar mengecek asal produk tersebut yang secara legal dipajang di supermarket, restoran, dan penyedia makanan lainnya.

Ketua Dewan Agrikultur Taiwan Cheng Chi Chung mengungkapkan enam hal yang akan memberikan garansi dan meningkatkan daya saing produk babi lokal.

Enam hal itu di antarnya adanya jaminan harga, insentif bagi restoran dan perusahaan publik yang masih menggunakan babi lokal, subsidi untuk peningkatan fasilitas produksi, dan pendanaan untuk rencana pengembangan industri.

Tsai Ing Wen dalam jumpa pers, Jumat (28/8), mengumumkan kebijakan menetapkan standar residu adiktif pakan kontroversial raktopamin pada daging babi impor dan mengizinkan impor daging sapi AS yang berasal dari sapi berusia di atas 30 bulan yang sebenarnya dilarang karena kekhawatiran mengidap penyakit sapi gila.

Kebijakan Tsai yang didukung penuh Partai Progresif Demokratik (DPP) itu untuk memenuhi persyaratan dalam memulai negosiasi perjanjian perdagangan bebas dengan AS dengan membatalkan hambatan-hambatan selama beberapa tahun atas konsesi raktopamin dalam daging babi. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler