jpnn.com, NGANJUK - Ancaman bencana alam ditemukan lagi di Nganjuk, Jatim.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk menemukan retakan tanah di Dusun Sobo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos.
BACA JUGA: Ngeri..Tanah Bergerak, 45 Rumah Rusak
Jika terjadi longsor, setidaknya empat rumah warga terancam tertimpa batu besar karena terdapat retakan di sekitar bebatuan tersebut.
Menurut informasi yang dihimpun koran ini, terjadi longsoran kecil di desa itu sebelum ditemukan retakan.
BACA JUGA: Longsor dan Banjir Terjang Trenggalek, 120 Warga Mengungsi
Peristiwa tersebut seolah membuka jalan untuk jatuhnya batu besar jika terjadi longsor susulan.
''Batu besar dan retakan itu kami temukan kemarin (Sabtu, Red),'' kata Kepala Pelaksana BPBD Nganjuk Soekonjono.
BACA JUGA: Waspada! Bantaran Bengawan Solo Rawan Longsor
Batu besar yang menggantung itu, menurut Soeko -sapaan Soekonjono-, sangat membahayakan warga.
Sebab, terdapat perkampungan di bawahnya.
Apalagi, jarak antara batu dan rumah warga hanya sekitar 100 meter. Setidaknya ada empat rumah yang terancam.
Yaitu, rumah Imam Bukhori, 46; rumah Irfani, 40; rumah Suparti, 70; dan rumah Nur Soleh, 35.
Keempatnya merupakan warga Dusun Sobo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos.
''Ini sangat berbahaya karena gerakan tanah di Desa Kepel cukup tinggi,'' lanjut Soeko.
Potensi bahaya, lanjut dia, akan meningkat saat terjadi hujan deras. Sebab, intensitas gerakan tanah bisa meningkat sewaktu-waktu.
Melihat potensi tersebut, Soeko menyatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan perangkat desa setempat.
''Hujan masih bisa terjadi sewaktu-waktu. Harus kami koordinasikan,'' jelas Soeko.
Bagaimana dengan kondisi tebing longsor di Desa Kepel, Ngetos? Soeko mengatakan, tim BPBD telah menyisir lokasi utama longsor pada Minggu lalu (9/4).
Berdasar penyisiran itu, dipastikan terus terjadi pergerakan tanah di tebing jurang Ondo.
Hal itu terlihat dengan terus putusnya tali rafia yang dipasang selama beberapa hari terakhir. Yang paling membahayakan adalah melorotnya tanah di lokasi tersebut.
Sebab, kondisi itu mengakibatkan terjadinya pengikisan tanah di dekat permukiman warga Dusun Dlopo.
Sementara itu, ancaman longsor juga terjadi di Dusun Sumbertumpeng, Desa Margopatut, Kecamatan Sawahan.
Selain retakan yang semakin lebar, suara dentuman dan gemuruh dari dalam tanah semakin keras.
Bahkan, suara itu tidak hanya didengar warga sekitar, tetapi juga warga di Dusun Bomo, Desa Cermo, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.
Suara gemuruh itu pula membuat warga sekitar takut. Mereka khawatir terjadi longsor dalam skala besar.
Sebab, panjang retakan tanah yang ditemukan di lokasi sekitar 110 meter dengan lebar sekitar 2 meter. (noe/ut/c15/diq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngeri! Sudah Banyak Pengendara Motor Jatuh di Sini
Redaktur & Reporter : Natalia