jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI Luqman Hakim meminta pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Shiddiqiyyah Ploso, Jombang bersikap kooperatif dari aksi polisi yang berencana menjemput paksa buron kasus pencabulan santriwati, MSAT (42) pada Kamis (7/7).
Luqman menilai perbuatan MSAT telah melukai nama baik pesantren.
BACA JUGA: Lihat, Ratusan Polisi Kepung Ponpes, Mencari Anak Kiai di Jombang, Tegang!
"Tidak menghalang-halangi upaya penegakan hukum dan dengan proaktif menyerahkan MSAT kepada Polres Jombang atau Polda Jawa Timur," kata dia melalui keterangan persnya, Kamis.
Anggota Fraksi PKB itu juga menyarankan MSAT agar menyerahkan diri kepada polisi. Sebab, upaya melawan dan menjadikan pesantren sebagai tameng perlindungan, hanya memperburuk situasi.
BACA JUGA: Polisi Bersiaga di Depan Pondok Pesantren Anak Kiai Cabul, 60 Orang Ditangkap di Jombang
"Merugikan nama baik pesantren secara umum, bukan hanya pesantren Shiddiqiyyah Ploso Jombang," ujar Ketua PP GP Ansor itu.
Sebelumnya, anggota Polda Jawa Timur berencana menjemput paksa buron kasus pencabulan santriwati, MSAT (42) alias Mas Bechi di Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Ploso, Jombang, Jawa Timur pada Kamis.
BACA JUGA: Polisi Susah Payah Tangkap Anak Kiai di Jombang, Kompolnas Merespons, Tegas!
Pelaku MSAT alias Mas Bechi merupakan anak seorang kiai di Jombang, Jawa Timur.
Penjemputan dilakukan karena MSAT menjadi tersangka kasus pencabulan terhadap santriwati di pesantren milik orang tuanya.
MSAT dilaporkan ke polisi pada 29 Oktober 2019 oleh korban berinisial NA yang merupakan seorang santri perempuan asal Jawa Tengah. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi di Ponpes Sejak Pagi, Jemput Paksa Anak Kiai di Jombang
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Aristo Setiawan