Tolong...Para Guru Merasa Dibebani Dengan Aturan Batas Minimal Kelas

Kamis, 13 Juli 2017 – 23:31 WIB
Guru sedang mengajar di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Para guru saat ini khawatir terhadap persyaratan penerima tunjangan profesi guru (TPG).

Persyaratan yang dimaksud berdasar batas minimal jumlah siswa dalam satu rombel.

BACA JUGA: Tunjangan Fungsional Guru Swasta Dihapus, PGRI Sungguh Kecewa

Mereka menganggap kebijakan tersebut tidak berpihak pada sekolah kecil yang sulit mencari murid.

Aturan itu mengacu pada Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 17 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi dan Tambahan Penghasilan bagi Guru.

BACA JUGA: Ini Kabar Baik bagi Enam Ribu Guru Honorer Murni

Dalam aturan itu dijelaskan, untuk mendapatkan TPG, guru harus mengajar di kelas yang memiliki jumlah murid minimal 20 anak per rombel untuk SMP.

Kepala SMP PGRI 8 Ismi Abidah mengungkapkan, penghapusan TPG bagi guru dengan persyaratan jumlah minimal siswa yang diajar tersebut sangat diskriminatif.

BACA JUGA: Horeee... Pencairan TPG untuk Guru Swasta Dipercepat

Terutama bagi guru di sekolah yang memiliki jumlah murid minim.

SMP PGRI 8 menjadi salah satu sekolah yang terdampak jika keputusan itu jadi diterapkan.

Jika melihat peraturan, para guru yang mengajar kelas IX akan terdampak kebijakan tersebut secara langsung.

"Jumlah siswa IX di sekolah kami hanya 17 anak," katanya.

Munculnya kekhawatiran Ismi terhadap isu hilangnya TPG bagi guru di sekolahnya itu memang wajar.

Sebab, selama ini, justru dari tunjangan guru sajalah mereka bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik.

"Tunjangan yang diberikan pemerintah lebih banyak berasal dari penghasilan kami sebagai guru," ungkapnya.

Keresahan terhadap isu hilangnya penghasilan tambahan tersebut juga disampaikan Anis Soeparlin.

Kepala SD Ahmad Yani itu menjelaskan, jika aturan tersebut berlaku, hampir seluruh guru di sekolahnyabisa dipastikan hilang.

Sebab, jumlah murid di hampir semua kelas di sekolah itu kurang dari 20 anak.

"Kami jelas keberatan," ucapnya.

Selama ini, guru swasta jauh dari kata sejahtera. Banyak guru yang dibayar dengan gaji kurang dari Rp 1 juta.

Padahal, jam mengajar para guru swasta itu sama dengan guru yang mengajar di sekolah negeri. (elo/c23/ano/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabar Gembira! Guru di Pelosok Bakal Lebih Sejahtera


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler