BACA JUGA: Polres Cilegon Siagakan Sniper
Dalam pernyataan politiknya, Tommy berjanji akan membawa Golkar lebih merakyat dan independen"Partai Golkar harus menjadi partai yang independen
BACA JUGA: Ribuan Guru Swasta Tagih THR
Artinya, Golkar bukan partai koalisi pemerintahBACA JUGA: Transaksi Penggadaian Emas Melonjak
Kalau pemerintah baik, didukungKalau tidak baik, harus dikritisi," tegas Tommy di depan puluhan undangan.Acara deklarasi tersebut sepi dari pejabat teras partai beringinYang terlihat, antara lain, Ketua DPP Partai Golkar Endang Agustini Syarwan Hamid, Yuddy Chrisnandi, dan sejumlah perwakilan ketua DPD II GolkarHadir pula mantan Asisten Teritorial Kepala Staf TNI-AD Mayjen TNI (pur) Saurip Kadi dan cucu Soeharto, Ari SigitMantan terpidana kasus pembunuhan Hakim Agung Syaifuddin Kartasasmita itu mengaku tak bisa melepaskan diri dari partai yang kelahirannya dibidani ayahnya tersebutSebab, Golkar adalah bagian dari hidupnyaKarena itu, kendati tidak secara langsung terjun di kepengurusan Golkar, Tommy mengaku aktif di Dewan Pembina MKGR (Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong), salah satu organisasi pendiri Golkar
Itu pula yang menjadi kartu truf Tommy untuk lolos dari ganjalan AD/ARTDalam pasal 112 AD/ART Partai Golkar disebutkan bahwa calon ketua umum harus pernah aktif di kepengurusan DPP dan atau DPD I atau pada organisasi pendiri atau yang didirikan GolkarNah, MKGR adalah salah satu organisasi pendiri Golkar"Lagi pula, calon-calon lain pun tidak memungkinkan lolos dari syarat ituJadi, wajar saja kalau saya lewat jalur ini," kata TommyDia merujuk pada langkah Aburizal Bakrie alias Ical yang memperoleh surat keputusan (SK) bukti kepengurusan dari SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) dan Surya Paloh yang mungkin bakal masuk dari Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI).
Tommy juga berjanji bakal menghidupkan kembali budaya konvensi menjaring sosok capres di internal GolkarBudaya konvensi dirintis Golkar pada 2004"(Pada) 2004, konvensi ini sudah baik, kenapa tidak dilakukan di 2009 ini" Ini karena semata-mata elite partainya yang membuatnya tidak terjadiKalau perlu, konvensi bukan hanya di tingkat capres, tapi juga di tingkat gubernur atau wali kota," papar mantan suami Ardhia Pramesti Regita Cahyani alias Tata itu.
Soal sejarah kelam kasus hukumnya, Tommy tak ambil pusingDia balik mengklaim menjadi korban berbagai kasus hukum yang melilitnya, termasuk kasus pembunuhan hakim agung"Semua orang tahu (kalau itu sandiwara, Red)Masyarakat sudah bisa memilihSaya akan serahkan sepenuhnya kepada DPD II," kata Tommy
Dia juga menegaskan, targetnya saat ini adalah menjadi ketua umum Partai Golkar, bukan jabatan lain"Kalau saya kalah dan ada yang menawari menjadi pengurus, lebih baik program saya saja yang dibawaSaya akan kembali ke habitat saya, ke bisnis," ujarnyaSementara itu, tadi malam, 24 pimpinan DPD I Golkar mengunjungi kediaman kandidat ketum Golkar lainnya, Aburizal Bakrie alias IcalMereka menyerahkan surat pernyataan dukungan kepada anggota Dewan Penasihat Golkar itu sebagai bentuk dukungan untuk maju menjadi ketua umum.
Deklarasi dukungan tersebut dihasilkan dalam pertemuan para pimpinan DPD I di Hotel Gran Mahakam, Jakarta, malam sebelumnya, Rabu (9/9)Selain para pimpinan DPD tingkat provinsi, hadir pula dalam pertemuan itu mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung, Ketua FPG Priyo Budi Santoso, anggota FPG Idrus Marham, serta beberapa lainnya.
Pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar di Pekanbaru, Riau, 4?7 Oktober, setiap DPD I "dari 33 DPD I di seluruh Indonesia" memiliki satu hak suaraDemikian pula halnya, setiap DPD II (kabupaten/kota) "dari sekitar 470 DPD II" memiliki satu hak suara(aga/dyn/tom)"
BACA ARTIKEL LAINNYA... Astaga, Daging Sapi Dicampur Babi
Redaktur : Tim Redaksi