jpnn.com, JAKARTA - Muhammad Kurnia Bijaksana, pendiri Komunitas Crypto Legend Indonesia mengatakan, membeli dan menjual (trading) Bitcoin jangan karena ikut-ikutan.
Dia menyatakan cara yang benar ialah menggunakan data lewat analisis teknikal.
BACA JUGA: Indodax Ingatkan Masyarakat Jangan Lakukan Ini Pada Bitcoin
"Tanpa menggunakan data, trading justu bumerang. Bukan untung yang didapat, tetapi malah buntung," kata Kurnia dalam ‘Pelatihan Trading Aset Kripto’ yang digelar secara daring oleh Blockchainmedia bekerja sama dengan Chainsightnews, baru-baru ini.
Kurnia mengungkapkan analisis teknikal alias charting, setidaknya membantu investor dan trader, apakah harga aset sudah tepat untuk dibeli atau dijual.
BACA JUGA: Soal Bitcoin, Gubernur BI Ingatkan Masyarakat untuk Jangan Melakukan Ini!
"Kalau kita tidak punya ilmunya, maka sama halnya kita adalah korban 'pump-pump'," kata Kurnia, mengacu pada kabar-kabar yang sengaja disebarkan untuk meningkatkan harga aset kripto tertentu, dengan dasar dan alasan yang sering tak utuh.
Menurut Kurnia, ada sejumlah prinsip dasar dalam analisis teknikal, untuk memprediksi harga di masa depan, berdasarkan asumsi, bahwa “sejarah seringkali berulang”.
BACA JUGA: Gila! Harga Bitcoin Sudah Setara 1 Unit Apartemen di Jakarta
Hal lainnya, analisis teknikal menggunakan metode probabilitas. Artinya, hasil dari analisis hanya berkemungkinan besar, bukan selalu tepat dan pasti.
Hasil analisis teknikal juga selayak peta untuk mengarungi pasar. Dia bukanlah seperti nasihat ampuh apalagi selayak 'wahyu'.
"Analisis teknikal juga harus disertai dengan tiga pilar penting lainnya, yakni sistem perdagangan, pengelolaan dana dan psikologi," tegasnya.
Kurnia mencontohkan indikator sederhana dalam analisis teknikal, yakni menggunakan Moving Average (MA). Indikator itu cukup ampuh digunakan dalam keputusan membeli atau menjual aset kripto, karena pada prinsipnya memperhalus gambaran pergerakan harga pada timeframe tertentu. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh