Tradisi Membuang Kepala Kerbau Perbuatan Syirik

Jumat, 06 September 2019 – 22:16 WIB
Masyarakat Kecamatan Carita menggelar tradisi ruwatan laut. Foto: Banten Raya

jpnn.com, PANDEGLANG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pandeglang, Banten, mengimbau masyarakat Kecamatan Carita yang menggelar tradisi ruwatan laut untuk menghindari perbuatan syirik.

MUI menyatakan, pelaksanaan ruwatan laut harusnya lebih kepada kegiatan keagamaan. "Kegiatan ruwatan laut boleh-boleh saja, tapi dengan cara Islami. Jangan ditunggangi atau dibarengi dengan kegiatan-kegiatan berbau maksiat dan perbuatan syirik," kata Ketua MUI Pandeglang Tubagus Hamdi Ma'ani, Kamis (5/9).

BACA JUGA: Ibu-ibu dari Kemendikbud Tidak Mau Sembarangan Salurkan Hewan Kurban

Hamdi menilai, seharusnya tradisi membuang kepala kerbau ke laut tidak dilakukan. "Perilaku membuang kepala kerbau perbuatan mubazir, terlebih bila disajikan dengan maksud untuk Nyi Roro Kidul, itu perbuatan syirik dan maksiat kepada Allah SWT. Kepala kerbau yang dibuang itu lebih baik dikasihkan kepada masyarakat," ujarnya.

Hamdi mengimbau warga untuk mengikuti arahan yang disampaikan para ulama. "Kepada warga hendaknya mengikuti arahan-arahan para tokoh agama, para kiai dan ulama," imbuhnya.

BACA JUGA: Gempa Pandeglang Menyisakan Trauma

BACA JUGA: Yang Perlu Anda Ketahui tentang Tradisi Serak Gulo

Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, pihaknya sering mengingatkan masyarakat yang melaksanakan ruwatan laut tidak kepada perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.

BACA JUGA: Pascagempa 6,9 SR Pandeglang, Sejumlah Rumah Rusak

"Saya ingatkan selalu mintanya kepada Allah SWT. Sehingga Allah yang akan menjauhkan musibah dan memberikan rezeki kepada kita. Karena ruwatan laut itu hanya syarat saja," ungkapnya.

Irna menjelaskan, kegiatan ruwatan laut membuang kepala kerbau ke laut sudah menjadi tradisi masyarakat nelayan di pesisir pantai.

"Itu memang sudah menjadi tradisi. Dari mulai nenek moyang kepala kerbau dibuang ke laut. Jangan salah tafsir, itu hanya sebagai cara buang sial, ekosistem laut terjaga dan sudah menjadi budaya nenek moyang terdahulu," ujarnya. (yanadi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terus Monitor Gempa Banten, Jokowi Perintahkan Tim Bertindak Cepat


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler