Tragedi Bom Marriott jadi Pengingat Bahaya Ancaman Terorisme

Sabtu, 06 Agustus 2022 – 04:44 WIB
Dokumentasi - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tragedi bom JW Marriott pada 2003 akan jadi pengingat tentang bahaya ancaman terorisme.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar pada peringatan 19 tahun tragedi bom JW Marriott tepatnya pada 5 Agustus 2003.

BACA JUGA: Terduga Perakit Bom JW Marriot dan Ritz Carlton Diringkus, Terima Kasih Densus 88 Antiteror

Dalam peristiwa itu 14 orang meninggal dunia dan 156 mengalami luka-luka.

"Bom Mariott perlu terus diingat agar seluruh masyarakat tak lupa begitu berbahayanya aksi terorisme," kata Boy Rafli melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

BACA JUGA: Siswa SMP Tewas Ditusuk di Sekolah, Pelakunya Tak Ada yang Menyangka

Boy menegaskan peristiwa tersebut tidak boleh kembali terjadi.

Semua anak bangsa harus melawan segala bentuk kekerasan dan mengumandangkan bahwa tragedi itu tidak layak terjadi di tanah air dan bagi dunia.

BACA JUGA: Brigjen TNI Sembiring: Saya Akan Bertanggung Jawab Bila Ada Prajurit yang Terlibat

Dalam upaya pencegahan aksi terorisme termasuk ide-ide yang melatarbelakanginya, BNPT bersama unsur pemerintah dan masyarakat melakukan kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi dan deradikalisasi.

BNPT juga menyelenggarakan forum yang mempertemukan antara korban/penyintas dengan mitra deradikalisasi. Cara ini menjadi katalisator pemulihan dan reintegrasi sosial kedua pihak.

Dia mengatakan BNPT terus mempromosikan dan melakukan national resilience dari pengaruh ide teror yang berbasis kekerasan dan tidak bisa dilakukan secara parsial.

"Langkah tersebut harus dilakukan secara komprehensif dengan pendekatan soft dan hard," jelas dia.

Senada dengan itu, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) RI Moeldoko menegaskan aksi teror seperti yang terjadi di JW Marriott tidak boleh terjadi lagi di Indonesia.

Pemerintah juga berupaya menanggulangi terorisme dari hulu ke hilir dengan melibatkan unsur masyarakat.

"Dalam menyikapi terorisme pemerintah tidak tinggal diam, pemerintah telah mengadopsi whole government untuk melawan terorisme dari hulu ke hilir," kata dia.

Selain adanya aksi tabur bunga dan doa bersama, peringatan 19 tahun Bom JW Mariott juga dijadikan momentum peluncuran buku berjudul The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom JW Marriott yang ditulis oleh Toni Sumarno yang merupakan salah satu korban bom JW Marriott. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Seusai Membunuh Anggota TNI Sersan Kepala Halil, S Pulang Bertemu Anak


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler