Tragedi Jelang Ramadan : Anak Ini Merasa Bersalah saat Lihat Ibunya Ditabrak KA

Kamis, 18 Juni 2015 – 05:30 WIB

jpnn.com - SEI SUKA - Lili, 16, tak menduga korban yang tertabrak kereta api (KA) Medan-Rantauprapat itu ternyata ibu kandungnya Hariani, 46, Rabu (17/6). Saat kejadian maut itu, putri ketiga korban ini sedang duduk di cakruk di depan rumah bersama teman-temannya, tak jauh dari rel tempat kejadian perkara.

"Tadi, saya sedang duduk-duduk di cakruk depan rumah bersama kawan-kawan. Saya melihat Mamak mau menyeberang rel," kata Lili, terisak.

BACA JUGA: Berduaan di Kamar Hotel, 36 Pasangan Dicokok Satpol PP

Ia merasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan ibunya dari kejadian maut itu. Lili menuturkan, saat itu sekira pukul 13.00 WIB, ibunya menyeberangi rel dengan memakai kain sebagai penutup kepalanya. 

Di saat bersamaan, kereta api penumpang yang datang dari arah Medan menuju Kisaran, sudah membunyikan klakson panjang, tapi waktu itu ibu korban tetap saja melangkahkan kakinya menyeberangi rel hingga akhirnya tertabrak kereta api.

BACA JUGA: Mau Mudik Gratis Lewat KA Lokal, Ini Dia Daftarnya

Seperti dikutip dari METRO ASAHAN (Grup JPNN), Rabu (17/6), saat itu tubuh korban sempat terseret sejauh sekira 50 meter dari lokasi awal. Akibatnya, tubuh korban tak utuh lagi. Bagian tubuhnya berserak di sekitar lokasi rel tersebut. 

Anak korban ini mengaku melihat langsung tubuh ibunya terpental dan terseret cukup jauh. "Tubuh ibu terpental cukup jauh," ungkapnya sambil menangis tersedu-sedu saat ditemui di rumah duka di Dusun II, Desa Tanjung Kasau, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara.

BACA JUGA: Pak Camat Karaoke Bareng Perempuan Belia, Sanksi Menanti

Ia mengungkapkan, sebelum kejadian ibunya baru selesai mengupas kolang-kaling di rumah tetangga dan hendak pulang ke rumah. "Mamak tadi abis mengupas kolang-kaling di tempat tetangga dan mau pulang ke rumah. Tadinya saya gak tau kalau itu mamak. Memang saya tanda sekali dengan kain penutup kepala mamak itu," katanya lagi sambil menangis. 

Ia mengaku sama sekali tidak ada firasat apa-apa dengan kejadian yang menimpa ibunya. "Sama sekali tidak ada (firasat, red) bang," tandas Lili, anak ketiga dari empat bersaudara ini.

Ia menyebutkan, mereka semua empat bersaudara. Kakak pertamanya bernama Winda, 30, kedua Rita, 22, dan paling bungsu namanya Arbi, 13. "Saya nomor tiga," sebut putri korban, yang duduk di bangku kelas satu SMA YAPI Parepare ini, dengan tatapan kosong dan terus mengeluarkan air mata. (wan/dro/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Basuki Bakal Bangun Drainase di Pantura


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler