jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Fadli Zon menyoroti penggunaan gas air mata oleh polisi saat menangani suporter seusai laga Arema FC vs Persebaya i Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim).
Sebab, kata Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) itu, penggunaan gas air mata di dalam stadion telah dilarang FIFA.
BACA JUGA: Pintu 13 Stadion Kanjuruhan Sudah Seperti Kuburan Aremania, Eko Menangis
Penggunaan gas air mata itu diketahui membuat suporter Arema FC, Aremania panik dan berujung Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang.
BACA JUGA: Heboh Kelpin Perekam Kengerian di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan Diculik Intel, Irjen Dedi Berkata
"Kuncinya jelas di situ, gas air mata," kata Fadli ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10).
Anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan polisi bisa saja menyiapkan meriam air atau water cannon dalam menangani suporter di stadion guna mencegah korban jiwa.
BACA JUGA: Kesaksian Aremania tentang Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Tragis
Politikus Gerindra itu pun meminta penanganan terhadap suporter di stadion bisa dievaluasi. Toh, mereka bukan musuh dan hanya ingin menyaksikan pertandingan sepak bola.
"Ini seperti menganggap rakyat itu kayak musuh. Ini enggak boleh, mentalitas seperti ini yang harus diubah dari aparat penegak hukum juga aparat pengamanan," tutur Fadli.
Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta mengatakan penggunaan gas air mata saat pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dilakukan demi mencegah aksi anarkisme.
Terlebih lagi pendukung Singo Edan tidak puas dengan hasil pertandingan sehingga turun ke lapangan.
"Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkistis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tutur perwira bintang dua itu.
Akibat tembakan gas air mata itu, para pendukung lantas menuju pintu keluar sehingga terjadi penumpukan.
"Dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen," katanya. (ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Detik-Detik Tragedi Kanjuruhan, Dahlan Iskan: Ini Bukan Aremania Lawan Bonek
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan