Tragedi Maut Puncak, PSK dan Makhluk Gaib Peminta Tumbal

Senin, 01 Mei 2017 – 18:53 WIB
Warga melihat bangkai bus yang jatuh di jurang, dalam kecelakaan yang terjadi di kawasan Puncak, Desa Ciloto Bogor, Minggu (30/4). Foto: Sofyansyah/Radar Bogor/JPNN.com

jpnn.com - Kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Puncak, terpatnya di kawasan Ciloto, Cipanas, Kabupaten Cianjur Jawa Barat, Minggu (30/4). Tragedi akibat bus pariwisata yang mengalami rem blong itu mengakibatkan 11 orang meninggal dunia.

= = = = = =

BACA JUGA: Oalah, Dua Bus Maut di Puncak Ternyata Ilegal

BAGI warga setempat, kecelakaan itu diyakini punya kaitan dengan kisah mistis. Penjaga warung di lokasi kejadian, Mak Acih (78) menceritakan, sehari sebelum kecelakaan, dia dan cucunya melihat bola api terbang di lokasi kecelakaan.

Menurutnya, bola api itu terbang mengarah ke kebun lokasi bus maut masuk jurang. Kemudian pada hari Minggu sekitar pukul 03.00 dini hari, dia mendengar suara tangis seorang wanita tepat di dekat warungnya.

BACA JUGA: Hati-Hati! Kawasan Ciloto Sudah Makan 31 Korban

“Saya mau masak nasi sampai enggak jadi karena takut,” kata wanita yang sudah 25 tahun berjualan di dekat lokasi kecelakaan itu.

Mak Acih menuturkan, jalur Puncak di Desa ciloto, Kecamataan Cipanas, Cianjur sudah sering memakan korban jiwa. Bahkan selalu ada kisah mistis setelah kecelakaan maut terjadi.

BACA JUGA: Dua Kali Kecelakaan Maut, Pembinaan Kemenhub ke Pengusaha Angkutan Diragukan

“Biasanya kalau beres kejadian suka ada yang ketok pintu warung. Tapi gak ada orang,” tambahnya.

Kondisi Jalan Raya Puncak di Ciloto yang menurun dan banyak tikungan tajam membuatnya rawan kecelakaan. Warga setempat pun meyakini turunan Ciloto Puncak dihuni banyak jin.

Makhluk gaib itu sering marah lantaran lokasinya sering dijadikan tempat maksiat. Karena itu, para jin selalu meminta tumbal.

Jalur Ciloto Puncak memang memiliki ratusan vila, hotel, dan para pekerja seks komersial (PSK). Tak heran, kawasan ini dijadikan sebagai salah satu tempat favorit untuk berbuat mesum.

Bahkan, para wisatawan lokal maupun mancanegara rela jauh-jauh datang ke tempat ini hanya melepas yshwat. Kawasan dingin itu juga sering dijadikan sebagai tempat berzina. Para pengunjung menyalurkan libido mereka di hotel dan vila-vila yang disewakan.

Bahkan, tak jarang pengunjung nekat memadu kasih di perkebunan teh yang membentang sepanjang Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua. Hal itulah yang membuat warga selalu mengaitkan  kecelakan di kawasan Puncak dengan cerita mistis. Mereka percaya penunggu Puncak marah akibat pengunjung sering berbuat zina.

“Logikanya kalau warga melihat orang berzina pasti marah dan diarak keliling kampung. Ya mahluk gaib pun sama. Mereka murka. Maka tidak heran, banyak kecelakaan yang menimpa pasangan muda-mudi,” tutur Mista (45) warga Desa Tugu Selatan kepada Radar Bogor (Jawa Pos Group).

Terlebih di Km 89, lokasinya berdekatan makam keramat Si Kabayan di Telaga Warna. Lokasi ini diyakini warga setempat dijaga oleh siluman ular.

“Di sini katanya begitu. Km 89 itu kepalanya. Orang-orang yang niat berzina selalu ada saja kejadian. Kalau gak nabrak ya ketabarak. Tiap akhir pekan pasti ada yang jatuh. Walaupun tidak sampai meninggal,” terangnya.

Menurutnya, Puncak mestinya merupakan tempat peristirahatan untuk menenangkan diri dan bukan untuk berzina. “Sejak zaman Presiden Soekarno, Puncak itu dijadikan tempat menyepi dan beristirahat. Jadi, kalau mau maksiat lebih baik jangan di sini deh, daripada celaka,” tandasnya.(one/pj/yuz/JPG)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rem Blong Renggut 11 Nyawa, Siapa Saja Layak Dijerat?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler