jpnn.com, JAKARTA - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) memperbarui teknologi kamera pengawas atau CCTV untuk mengantisipasi kasus pelecehan seksual di transportasi umum.
Direktur Operasi dan Keselamatan Transjakarta Yoga Adiwinarto mengatakan pihaknya memperbarui CCTV dengan menggunakan face recognition system atau sistem pengenalan wajah.
BACA JUGA: PT Transjakarta Membuka Rekrutmen 1.801 Karyawan PLO, Nih Persyaratannya
Menurut dia, jumlah CCTV yang dimiliki Transjakarta sudah cukup banyak.
Namun, dari segi teknologi mayoritas belum mampu mengidentifikasi secara jelas wajah seseorang.
BACA JUGA: Pelecehan Seksual Marak, Transjakarta Rekrut 1.801 Karyawan
"Kami sedang meng-upgrade beberapa CCTV kami terutama yang di halte untuk bisa ada namanya face recognition-nya," ujar Yoga, Jumat (5/8).
Dengan adanya sistem pengenal wajah tersebut, akan memudahkan pihak Transjakarta untuk mengidentifikasi wajah para pelaku pelecehan seksual yang beraksi di transportasi umum.
BACA JUGA: Ingin Naik Transjakarta saat Grand Launching JIS? Berikut Rutenya
"Halte-halte kami dan juga di bus itu sudah tidak ada lagi blindspot yang di mana semua area itu pasti ketahuan dari CCTV-nya, tetapi (saat ini) lebih ke arah upgrade teknologinya sehingga kami bisa langsung mengidentifikasi (pelaku),“ kata dia.
Sistem pengenalan wajah itu disebut bisa mengenali wajah seseorang meskipun mengenakan penutup wajah atau masuk.
"Jadi, sekarang itu teknologi sudah sangat canggih. Orang pakai masker yang penting facial featurenya itu nanti bisa kelihatan," tambah Yoga.
PT Transjakarta mengampanyekan gerakan setop pelecehan seksual pada transportasi umum.
BUMD milik DKI Jakarta itu memulai kampanye tersebut setelah sederet kejadian pelecehan seksual terjadi di transportasi umum termasuk Transjakarta.
Adapun, pengguna Transjakarta setiap harinya mencapai 700 ribu pelanggan.
Hal itu memungkinkan adanya potensi pelecehan seksual dalam moda transportasi umum itu. (mcr4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Transjakarta Kampanye Setop Pelecehan Seksual, Korban dan Saksi Diminta Berani Lapor
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi