jpnn.com, JAKARTA - PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) mewajibkan seluruh penumpangnya untuk menggunakan masker saat menggunakan layanan transportasi umum tersebut. Kebijakan baru ini dimaksudkan untuk mencegah potensi penyebaran virus corona.
"Bagi pelanggan tidak menggunakan masker, tidak diperbolehkan memasuki halte maupun menggunakan bus. Selama 6 hari ke depan, TransJakarta mengimbau bagi seluruh pelanggan untuk mempersiapkan masker pribadi," kata Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Humas TransJakarta, Nadia Disposanjoyo dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (5/3).
BACA JUGA: Kenali 3 Jenis Masker untuk Cegah Penyebaran Virus Corona
Kebijakan tersebut diambil oleh manajemen TransJakarta mengingat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan Seruan Gubernur nomor 9 tahun 2020 tentang Penggunaan Masker di Area Publik.
Dalam seruan tersebut masker yang disarankan setidaknya dari dua lapis kain yang dapat dicuci dan digunakan kembali hal ini diharapkan dapat membantu berkurangnya peredaran masker medis di masyarakat yang memang diperuntukkan bagi tenaga medis.
BACA JUGA: Jerman Tuding Amerika Serikat Bajak 200.000 Masker di Thailand
Penerapan kebijakan penggunaan masker itu akan dilakukan bersamaan dengan kebijakan- kebijakan lainnya yang sudah ada seperti pembatasan penumpang, pembatasan operasional, hingga pembatasan jarak fisik antar satu penumpang dengan penumpang lainnya.
Untuk mencegah penyebaran COVID-19 di ruang publik, TransJakarta juga telah menyediakan cairan pencuci tangan serta wastafel portabel di halte-halte yang masih melayani penumpang.
BACA JUGA: Gedung Putih Rekomendasikan Masker, tetapi Donald Trump Ogah Memakainya
"Kami pun berharap agar pelanggan selalu membiasakan cuci tangan dengan sering agar penyebaran virus COVID-19 tetap dapat diminimalisir. Begitu juga kepada masyarakat agar selalu mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak keluar rumah jika tidak ada hal yang darurat," kata Nadia.
Hingga Minggu (5/4) diketahui kasus positif COVID-19 di Jakarta telah mencapai angka 1.071. Sebanyak 691 kasus dalam perawatan intensif, 223 kasus dalam penanganan isolasi mandiri, 99 kasus meninggal dunia dan 58 kasus dinyatakan sembuh. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil