jpnn.com - JAKARTA - Banyak hal yang menarik tersaji dalam transkrip percakapan yang diduga terjadi antara penyidik, orang tua Mirna dan pegawai kafe Olivier, Grand Indonesia. Ya, di kafe itulah Mirna meregang nyawa usai menenggak kopi Vietnam yang dipesankan oleh temannya, Jessica Kumala.
Dalam transkrip percakapan itu perempuan yang disebut-sebut sebagai pegawai kafe mengatakan bahwa Jessica sempat mengeblok jalan orang yang ingin membantu Mirna. Saat itu Mirna dalam kondisi kejang-kejang. “Justru karena kami mau tolong dia (Mirna). Dia (Jessica) block jalan. Sampai kita minta, ‘Mbak maaf mbak, Kami mau ke Mbak Mirnanya’,” kata pegawai itu.
BACA JUGA: Usai Bom Sarinah, Polisi Gencar Gulung Bandar Narkoba
Baru setelah itu Jessica sempat minggir sambil berkata. ”Oh ya silahkan.”
Seorang pria yang dalam percakapan itu diduga penyidik pun lalu bertanya kepada pegawai kafe. “Saat Mbak (pegawai) datang, masih duduk Jessicanya? Mbak mau nemuin Bu Mirna mesti lewat Jessica dulu kan? Jadi pada saat datang dia masih dalam posisi duduk begitu? Cuek saja gitu?”
BACA JUGA: Bunuh Pria Penyuka Sesama Jenis, Gara-gara Celananya Dipelorot
“Iya, masih duduk,” jawabnya.
Pegawai itu lantas menerangkan, satu lagi manager kafe berusaha menolong Mirna. Tapi karena terhalang badan Jessica, manager itu pun kesulitan. "Please kalau lu nggak mau bantu, keluar dulu (dari meja). Kita mau bantu. Kalo lu nggak mau bantu please berdiri dulu, karena kita mau lewat,” kata pegawai itu.
BACA JUGA: Polisi Sindir Pihak Jessica, Takut Jadi Tersangka?
Sayangnya, belum bisa dipastikan kebenaran percakapan tersebut. Saat dikonfirmasi terkait transkrip pembicaraan antara penyidik, orang tua Mirna dan pegawai kafe, Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti tak banyak berkomentar.
"Saya tidak mau komentar soal itu. Percakapan itu bisa benar dan bisa salah," kata Krishna beberapa waktu lalu. (mg4/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Transkrip: Saat Mirna Kejang, Semua Panik, Tapi Temannya yang Ini Tenang
Redaktur : Tim Redaksi